100 Siswa Mulai Masuk SRMP 2 Medan, Asa Orangtua di Tengah Keterbatasan

- SRMP 2 Kota Medan mulai diberlakukan di Sentra Bahagia Kota Medan pada Senin (14/7/2025).
- Sebanyak 100 anak dititipkan oleh orangtua dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, dari pendaftaran hingga pemeriksaan kesehatan.
- Banyak orangtua yang berharap agar anak-anak mereka dididik dengan baik tanpa kekerasan, meskipun kehidupan ekonomi mereka kurang sejahtera.
Medan, IDN Times - Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 Kota Medan sudah mulai diberlakukan di Sentra Bahagia Kota Medan, Jalan Williem Iskandar Nomor 377, Senin (14/7/2025). Ada sebanyak 100 anak yang dititip oleh para orangtua ke Sentra Bahagia Kota Medan, dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang digelar hari ini.
Mulai dari pendaftaran di meja depan, dan mengantarkan ke kelas mereka. Dari 100 anak, akan dibagi menjadi 4 rombongan belajar (rombel) yang terdiri dari kelas VII A, B, C, dan D.
1. Beragam cita-cita disebutkan murid mulai dari guru hingga tentara

Pantauan IDN Times, masih banyak anak yang datang dengan seragam putih merah SD. Berbaur dengan siswa yang sudah mengenakan seragam putih biru SMP. Para siswa berkumpul di aula untuk Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Beragam cita-cita yang diucapka para murid yang baru tamat di bangku SD ini, mulai dari guru, dokter, polisi, dan juga tentara.
Sementara orangtua tampak menunggui anak-anaknya dengan wajah penuh harapan. Di tengah keterbatasan biaya, mereka berharap anak-anak mereka bisa dididik dengan layak.
Beberapa orangtua terlihat mengendarai kendaraan becak motor (betor) yang biasa digunakan mencari nafkah. Mereka menanti di luar menyaksikan anak-anaknya mengenal lingkungan baru. Kemudian, pemeriksaan kesehatan di Aula hingga mendapatkan kamarnya di asrama putra dan putri.
2. Orangtua berharap kegiatan anak harus selalu dipantau

Salah satu orangtua murid bernama Jayalana (45) yang beralamat di Namu Gajah, Kecamatan Medan Tuntungan ini mengatakan bahwa kegiatan sehari-hari hanya sebagai tukang becak motor atau Betor. Mereka senang sekolah rakyat ini bisa membantu anaknya melanjutkan pendidikan.
"Bahkan, mamaknya gak kerja, anak saya 4 dan ini yang paling kecil, yang lain sekolah semua. Sebenarnya tidak mencukupi, jujur tidak mencukupi. Harapannya kepada pemerintah minta dibantu orang seperti kami ini," ucapnya.
"Harapan saya kepada penanggungjawab ini agar anak kami dididik yang baik, tidak ada kekerasan. Apapun kegiatannya harus dipantau, nanti datang 3 bulan sekali pun gak apa gak harus setiap hari, karena di sini juga ada yang membimbing," tambahnya.
3. Banyak anak yang masuk di Sekolah Rakyat berniat sedangkan orangtua

Sementara salah seorang siswa, Febri Anjani senang bisa masuk di Sekolah Rakyat ini. Dia siap meski akan jarang bertemu oleh keluarganya nanti. Dia bahkan bercita-cita menjadi seorang guru.
Begitu juga siswa lain bernama M. Dehfan Satria yang ditemui di Asrama Putra. Dia diantar oleh sang ibu dan seorang adiknya.
"Di sini mau belajar dan berolahraga. Cita-citanya mau jadi tentara," sebut Dehfan yang hobi bermain bola.