Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-11-06 at 22.00.00_43d0bb42.jpg
Gubernur Sumut, Bobby Nasution saat meninjau pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik/TKA di SMA Negeri 1 Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Medan, IDN Times - Siswa SMA Negeri 1 Medan mengaku cukup panik saat mengerjakan soal dalam pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada Kamis (6/11/2025). Salah satunya Idra Faris, yang duduk dibangku kelas XII-1 SMAN 1 Medan.

Total sebanyak 430 siswa kelas XII mengikuti ujian Tes Kemampuan Akademik (TKA) di SMA Negeri 1 Kota Medan, menjadi momen menegangkan bagi ratusan siswa kelas XII yang mengikuti ujian nasional format baru tersebut.

“Lumayan nervous sih, panik karena banyak soal yang di luar ekspektasi saya,” ujar anak bungsu dari tiga bersaudara itu, pada IDN Times.

Murid yang bercita-cita menjadi dokter ini memilih mata pelajaran Matematika dan Biologi sebagai mata pelajaran pilihannya.

1. Idra sebagai siswa sempat mengikuti les intensif selama tiga bulan

Salah satu siswa SMA Negeri 1 Medan yang mengikuti Tes Kemampuan Akademik (IDN Times/Indah Permata Sari)

Diakuinya sudah mengikuti les intensif selama tiga bulan untuk persiapan, namun tetap merasa kesulitan. “Soalnya banyak yang susah, terutama Matematika Wajib. Banyak soal bangun ruang yang rumit,” tuturnya.

Menurut Idra, usahanya dalam mengerjakan TKA masih belum maksimal. Mengingat fokusnya masih harus terbagi dengan tugas-tugas sekolah hingga UTS. Meski begitu, Idra tetap optimistis. “Semoga nilainya bisa maksimal,” tuturnya.

2. Konsep TKA mirip dengan Ujian Nasional (UN) yang pernah diberlakukan

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum sekaligus Ketua Pelaksana TKA SMAN 1 Medan, Toni Arif (IDN Times/Indah Permata Sari)

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum sekaligus Ketua Pelaksana TKA SMAN 1 Medan, Toni Arif, menjelaskan bahwa pelaksanaan ini dilakukan dengan dua gelombang yang dibagi dalam satu ruangan terdiri atas 20 orang per-sesi. TKA ini dilaksanakan selama dua hari, terdiri dari dua gelombang dan masing-masing gelombang memiliki tiga sesi.

Dia menjelaskan pada hari pertama diisi dengan tiga mata pelajaran wajib, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Matematika Wajib, sementara hari kedua adalah ujian dua mata pelajaran pilihan.

“Ada 19 mata pelajaran pilihan, siswa boleh memilih dua di antaranya. Pilihan itu disesuaikan dengan rencana jurusan kuliah mereka,” tuturnya.

Menurut Toni, secara konsep TKA mirip dengan Ujian Nasional (UN) yang pernah diberlakukan. Namun, perbedaan utamanya terletak pada fungsi dan tujuan. Jika dulunya UN bisa menentukan kelulusan, TKA tidak. TKA fungsinya sebagai validasi nilai rapor untuk seleksi masuk perguruan tinggi jalur prestasi (SNBP).

Lanjutnya, seluruh proses pembuatan soal hingga penilaian dilakukan oleh pusat. Secara teknis, pelaksanaan TKA dilakukan berbasis komputer.

“Ujiannya seperti ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer), tidak lagi menggunakan LJK (Lembar Jawaban Komputer). Ada dua mode, daring dan semi-daring. Untuk daring, yang paling penting itu koneksi internet. Kalau semi-daring seperti UTBK,” ujarnya.

Toni juga mengakui, tantangan terbesar TKA tahun ini adalah minimnya referensi soal, meskipun kementerian telah memberikan kisi-kisi materi yang akan diujikan.

“Ini kan pertama kali. Karena bank soalnya kan enggak ada, biasanya bank soal itu kan dari ujian-ujian sebelumnya. Jadi siswa agak kelimpungan untuk mengetahui soal-soal yang akan keluar,” katanya.

3. Bobby sebut siswa yang ijin karena sakit akan mengikuti ujian susulan

Gubernur Sumut, Bobby Nasution saat meninjau pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik/TKA di SMA Negeri 1 Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dalam pematauannya menyampaikan bahwa TKA yang digelar oleh Kemdikbud diikuti oleh siswa SMAN 1 Medan dengan 100 persen terkecuali 1 siswa yang izin sakit.

"Harapannya para siswa bisa mendapatkan hasil yang baik, untuk kepesertaan 100 persen, cuma ada yang sakit satu orang nanti akan dilakukan susulan. Kalau yang di SMKN 1 Medan tadi ada 50 anak yang tidak mendaftar," ucapnya.

Bobby mengatakan untuk kendala teknis hingga saat ini tidak ada. "Cuma ada layarnya yang buram mungkin karena sudah lama, jadianaknya harus scrool keatas dan scrool kebawah karena mungkin lcd-nya ada yang kena sedikit," terang Bobby.

Editorial Team