Aksi protes Ormas Islam di Kota Surabaya terhadap pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Senin (2/11/2020). Dok istimewa
Macron terus mendapat kecaman setelah mengaitkan Islam dengan terorisme. Dia juga menyatakan tidak akan melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW, yang sangat ditentang umat Islam.
Macron menyampaikan pernyataannya menyusul pembunuhan terhadap Samuel Paty, seorang guru yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW, kepada siswanya. Dia dipenggal remaja Muslim berusia 18 tahun, Abdullah Anzorov yang kemudian ditembak mati polisi.
Pernyataan Macron menyulut kemarahan umat Islam dari berbagai belahan dunia. Protes terhadap kecaman itu berkecamuk.
Di Sumatra Utara, belasan orang yang didominasi ibu-ibu atau emak-emak melakukan unjuk rasa di depan Masjid Al Yasamin, Jalan Iskandar Muda Baru, Medan, Jumat (30/10/2020).
Dalam aksi tersebut, pengunjuk rasa juga menginjak dan merobek gambar Macron. Para pengunjuk rasa juga mengajak masyarakat memboikot produk-produk dari negara Prancis. Dua tas buatan Prancis mereka rusak dengan pisau sebagai sebagai simbol ajakan itu.
“Kami rela mati demi Rasulullah,” teriak seorang itu sambil membanting dan menginjak tas warna merah marun.