Siswa berasal dari keluarga kurang mampu (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Sebelumnya, Lia juga belum mengambil rapor Mail. Lantaran dia sedang sakit.
Kemudian, Lia menjelaskan wali kelas Mail berinisial H mengirim pesan ke grup WhatsApp para orang tua siswa. Pesan itu menyebutkan para pelajar yang belum membayar uang SPP, uang buku, tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran.
Selanjutnya, Lia mengirimkan pesan suara ke H dengan maksud memberikan dispensasi kepada Mail agar bisa mengikuti pelajaran. Pada 6 Januari 2025, para siswa di SD Swasta Abdi Sukma kembali masuk sekolah. Namun, H kembali mengirim pesan imbauan serupa lewat grup WhatsApp.
“Akhirnya saya kirim voice note secara pribadi. Saya berkata izin belum bisa datang hari ini mungkin besok,” ucapnya.
Karena Mail masih menunggak uang bulanan, guru kelasnya melarang dirinya mengikuti pelajaran. Namun Mail tetap datang ke sekolah. Dia terpaksa harus duduk di lantai.
“Sampai hari Rabu 8 Januari 2025, saya bilang ke Mail untuk datang ke sekolah. Saya bilang mau coba jual handphone untuk bayar SPP dan uang buku. Terus anak saya bilang kalau dia malu. Malu karena didudukkan di lantai,” jelas Lia.
Mail yang melihat anaknya duduk di atas lantai tak kuasa menahan tangis. Dia pun merekam kondisi miris anaknya itu. “Tega sekali gurunya,” kata Lia.