IDN Times/Masdalena Napitupulu
Zumri mencontohkan salah satu film yang mengangkat kearifan lokal adalah "Ngeri-ngeri Sedap". Lewat film itu, masyarakat luas mengetahui budaya yang kuat di dalam sebuah keluarga di Batak Toba.
"Beberapa bulan yang lalu, Sumut viral dengan film Ngeri-ngeri Sedap. Akhirnya semua tahu tentang Danau Toba, kearifan lokal, dan etniknya. Kemudian, kultur cara mendidik anak," ujarnya.
Ia mengatakan, bagi anak anak muda yang berpikir kreatif, hal itu bisa dijadikan ide dan gagasan. Bagaimana sisi budaya bisa dimunculkan, tidak hanya keindahan, sehingga dengan film pendek banyak yang paham tentang Sumatra Utara.
Festival film Sumut 2022 ini juga diharapkan dapat menghasilkan karya-karya kreatif dari generasi millennial dengan tema kearifan lokal, seni budaya, etnik dan lainnya.
Zumri berharap, ke depan kegiatan seperti ini dapat dilakukan di bioskop. Supaya festival film ini lebih menarik dan banyak masyarakat yang melihat.
“Ini kita harapkan bisa berlangsung secara berkelanjutan, dan bisa dirancang lebih baik lagi,” ujar Zumri didampingi Kepala Bidang Seni, Budaya, dan Pengembangan Ekonomi Kreatif, Sylvia Rosita Armayanti Lubis.