ilustrasi bioskop (unsplash.com/ Kilyan Sockalingum)
Davi menilai bahwa pandangan kebudayaan untuk Aceh bukan hanya sebatas mendirikan bioskop. Jika hanya pemahaman seperti itu, kata dia, sama halnya seperti berpandangan mundur.
Dia tidak membantah bahwa bioskop dan syariat Islam merupakan hal yang penting. Akan tetapi, perkembangan zaman tidak bisa menafikan kenyataan bahwa cara orang menonton film sekarang jauh lebih fleksibel.
“Banyak penonton kini memilih untuk menikmati film melalui platform digital,” ujar Budayawan Filmmaker Independent itu.
Menurut Davi, pembuat film dan penonton tidak lagi terkungkung oleh konsep bioskop konvensional dengan berkembangnya OTT.
“Platform digital memberikan peluang yang lebih luas untuk karya-karya film, tidak hanya dari segi distribusi, tetapi juga untuk memberikan akses yang lebih mudah kepada penonton di seluruh Indonesia, bahkan dunia,” kata Davi.