Binjai, IDN Times - Di tengah derasnya tekhnologi dan permainan modern berbasis digital. Permainan tradisional warisan budaya indonesia perlahan mulai dilupakan. Padahal, ada makna tersembunyi dibalik kesederhanaan permainan peninggalan leluhur ini.
Baik itu nilai kebersamaan, sportivitas guna menjaga kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun. Untuk menghidupkan kembali nostalgian dan terus menjaga permainan yang menyimpan berbagai makna ini.
Seribu Pelajar SD dan SMP di Binjai Ikut Lomba Permainan Tradisional

1. Berikut ini 7 permainan tradisional yang diperlombakan
Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Binjai, hadir dan menggelar perlombaan berbagai permaian tradisional. Mengusung tema "Menggali, Mendata, Melestarikan Budaya".
Sebanyak 1.000 pelajar dari tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertaman (SMP), ambil bagian dalam kegiatan Festival Permainan Anak Tradisional digelar di lapangan Merdeka Binjai, Sabtu (23/8/2025).
Peserta bersaing dalam tujuh jenis perlombaan yakni congklak, bola balik balok, pecah piring, terompah, hadang, tarik tambang dan enggrang. Setiap permainan menghadirkan sorak sorai penonton yang mayoritas merupakan orang tua dan guru.
2. Menumbuhkan krmbangkan kecintaan anak terhadap budaya indonesia
Suport juga ditunjukan Pemerintah Kota (Pemko) Binjai yang dihadiri langsung Wakil Walikota Hasanul Jihadi, Plt Kadis Pendidikan Sofyan Siregar dan Kementerian Kebudayaan RI melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah II bersama Komite Permainan Rakyat.
Ketua panitia Juandi, menyampaikan bahwa festival ini tidak hanya sekadar lomba, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap budaya. "Tujuan utama kegiatan ini agar anak-anak bisa terlepas dari gadget dan kembali menikmati permainan tradisional," kata Juandi.
Suasana festival semakin meriah dengan alunan musik tradisional yang menambah semangat para peserta. Untuk menambah antusiasme, panitia menyiapkan beragam hadiah. Dua sepeda, lima tas sekolah, dua kipas angin, enam bola olahraga, tiga payung, serta uang tunai siap dibawa pulang oleh 21 pemenang lomba.
3. Festival perlombaan permainan tradisional akan terus menjadi agenda rutin
Selain hadiah, pengalaman bermain bersama ratusan teman sebaya menjadi kesan yang tak terlupakan bagi anak-anak Binjai. Kepala BPK Wilayah II Medan, Sukron Edi, pada kesempatan itu menegaskan, jika festival ini akan terus menjadi agenda rutin.
Ia menambahkan, jika permainan tradisional merupakan objek pemajuan kebudayaan yang harus dijaga. Melalui festival ini, generasi muda diharapkan mengenal, memainkan, sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa. "Kita berupaya agar festival permainan tradisional terus diadakan. Tahun lalu berlangsung di Medan, tahun ini di Binjai, dan tahun depan rencananya di Tapanuli Tengah," jelas Sukron.
4. Perlobaan permainan tradisional jadi media pendidikan, sosial dan pembentukan karakter bangsa
Di sisi lain, Wakil Wali Kota Binjai Hasanul Jihadi menyampaikan bahwa permainan rakyat tradisional merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa yang mengandung banyak nilai luhur.
"Kita tidak boleh membiarkan warisan permainan tradisional hilang begitu saja. Melalui festival ini, kita ingin mengingatkan kembali bahwa permainan tradisional bukan sekadar hiburan, tetapi juga media pendidikan, pembelajaran, sosial, dan pembentukan karakter bangsa," kata Jiji, panggilan akrab pria ini.
Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II yang telah menginisiasi kegiatan ini. "Semoga kerja sama yang baik ini terus berlanjut untuk memperkaya khazanah budaya sekaligus menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap kearifan lokal," tambahnya.
Festival turut dihadiri Wakil Wali Kota Binjai Hasanul Jihadi, S.H., S.Sos., M.Kn., Plt Kepala Dinas Pendidikan Sofyan Syahputra Siregar, S.STP., M.AP., Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga H. Iwan Setiawan, S.E., M.Pd., perwakilan Dandim 02/03 Langkat, kepala sekolah, serta para orang tua siswa.
Kehadiran para pejabat daerah ini menegaskan dukungan penuh pemerintah dalam upaya melestarikan budaya melalui permainan tradisional.