Medan, IDN Times - Sepak terjang komplotan penjahat jalanan yang dikenal dengan 'becak hantu' kandas sudah. Pasalnya, mereka telah diringkus Tim Pegasus Satreskrim Polrestabes Medan belum lama ini.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto mengatakan, ketiga pelaku yang diamankan yaitu PS (22), NP (22) dan ASP (17). Ketiganya merupakan warga Perumnas Mandala, Kecamatan Medan Denai.
Menurut Dadang, dua dari tiga pelaku sempat melakukan perlawanan. Polisi pun melakukan tembakan.
"Dua dari mereka terpaksa kita lumpuhkan karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap," kata Dadang saat memaparkan para tersangka di Polrestabes Medan, Jalan HM Said, Kecamatan Medan Timur, Kamis (18/7).
Lebih lanjut Dadang menjelaskan, mengapa komplotan ini diberi gelar 'becak hantu' karena pada saat beraksi mereka selalu menumpangi becak motor untuk mengangkut barang.
Saat beraksi mereka berpura-pura mencari sisa makanan di bak sampah di perumahan warga buat makanan ternak. Dengan modus seperti itu petugas keamanan perumahan tidak mencurigai aksi mereka. Padahal, dibalik kegiatan itu mereka ternyata mengintai rumah yang sedang kosong ataupun sepeda motor warga yang terparkir.
"Kami mendapat laporan aksi pencurian dengan modus 'becak hantu' sedang marak. Bahkan aksi komplotan ini ada yang sempat viral di media sosial. Berdasarkan itu kita melakukan penyelidikan," ungkap Dadang.
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, sambung Dadang, Tim Pegasus Sat Reskrim akhirnya berhasil mengidentifikasi identitas komplotan 'becak hantu' tersebut. Selanjutnya tim melakukan pengejaran dan berhasil meringkus ketiga pelaku.
Selain ketiga pelaku, polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti berupa empat unit becak motor, dua buah gunting pemotong hidrolik, satu linggis, satu martil. Selanjutnya satu kunci letter T, dua anak kunci T, satu kunci letter L, satu flashdisk rekaman CCTV dan uang tunai sebesar Rp 25 ribu.
"Hasil penyelidikan, komplotan ini sudah puluhan kali beraksi di lokasi berbeda di wilayah hukum kita. Kita saat ini masih melakukan pengembangan guna mencari pelaku lainnya," pungkas Dadang.