Sepanjang 2023 Polisi Tetapkan 34 Tersangka Kasus Karhutla di Riau

Pekanbaru, IDN Times - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Provinsi Riau semakin meluas. Sepanjang tahun 2023, aparat penegak hukum sudah menetapkan 34 orang sebagai tersangka kasus Karhutla.
Demikian dikatakan Kasubdit 4 pada Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau, Kompol Andrie Setiawan, Kamis (5/10/2023).
"34 tersangka itu dari 35 kasus yang ada di wilayah hukum Polres jajaran Polda Riau," kata Andrie.
1. Polres Rohil terbanyak Kasus Karhutla

Andrie menerangkan, dari 35 kasus Karhutla itu, Polres Rokan Hilir (Rohil) terbanyak menangani kasus tersebut. Dimana, ada 10 kasus Karhutla dengan tersangka sebanyak 11 orang.
"Polres Rohil ada 10 kasus dengan 11 orang tersangka. Kemudian Polres Dumai dan Inhil (Indragiri Hilir) masing-masing 6 kasus dengan tersangka masing-masing 6 orang," terangnya.
"Selanjutnya Polres Bengkalis 6 kasus dengan tersangka 3 orang. Lalu Polres Kuansing (Kuantan Singingi) 4 kasus dengan tersangkanya 4 orang. Polres Rohul (Rokan Hulu) ada 1 kasus dengan tersangka 1 orang. Di Polresta Pekanbaru 1 kasus dengan tersangka 1 orang. Terakhir Polres Pelalawan 1 kasus dengan tersangka 2 orang," sambungnya.
2. Tidak ada tersangka korporasi

Puluhan tersangka itu, disebutkan Andrie, merupakan tersangka perorangan, bukan tersangka korporasi.
"Dari 34 orang tersangka tersebut, semuanya per orangan (bukan korporasi). Saat ini kami masih melakukan penyelidikan di beberapa titik lokasi yang terjadi Karhutla," ujarnya.
3. Hampir 2 ribu hektare lahan yang terbakar

Di sisi lain, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edy Afrizal mengatakan, luas lahan yang terbakar dari awal Januari hingga 30 September 2023, hampir 2 ribu hektare.
"Luas lahan terbakar 1.906 hektare. Paling luas di daerah Kabupaten Bengkalis, dengan luasan 393 hektare" kata Edy.
Berdasarkan data yang diterima, lahan yang terbakar di Kabupaten Bengkalis 393 hektare. Sedangkan di Kabupaten Inhu seluas 308 hektar, Kabupaten Inhil 255 hektare, Kabupaten Rohil 236 hektare dan Kabupaten Pelalawan 212 .
Kemudian Kabupaten Kampar 186 hektar, Kota Dumai 115 hektare, Kabupaten Rohul 50 hektare, Kabupaten Siak 46 hektare, Kota Pekanbaru 43 hektar, Kabupaten Kepulauan Meranti 39 hektare dan Kabupaten Kuansing 18 hektare.
Sementara itu, data yang diterima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, kualitas udara di Kota Pekanbaru berstatus tidak sehat.