Massa aksi minta Sorbatua Siallagan dibebaskan, Rabu 27/03/2024 (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Aksi yang sempat ricuh ini menyebabkan arus lalu lintas macet, terpantau dari Tanjung Morawa sampai Polda Sumut. Dari dua aksi sebelumnya, massa aksi kali ini memang terhitung lebih banyak karena didampingi elemen mahasiswa dan organisasi kepemudaan, antara lain Sopotano Batak, GMKI Siantar-Simalungun, GMNI Siantar, hingga elemen mahasiswa dari Medan.
"Masyarakat adat jauh-jauh datang dari Dolok parmonangan, setiap dua hari sekali hanya untuk membebaskan Pak Sorbatua. Masyarakat ini petani semua dan hidup dari hasil pertanian. Kita mahasiswa hanya bisa support tenaga dan pemikiran. Kami merasa betapa solidnya masyarakat adat, bukan hanya dari Dolok Parmonangan, tapi ada juga dari Siaphoras hingga Natumingka," ujar Cavin.
Akibat blokade jalan yang dilakukan massa aksi, pihak Polda Sumut menurunkan satu unit mobil water canon hingga barisan kepolisian lengkap dengan atribut pelindung menghalangi massa aksi menusuk masuk.
"Pemerintah tidak ada datang dan menemui masyarakat adat. Kalau ada datang, kan, masyarakat bisa teredukasi dan tahu batas pasti. Tapi TPL ini langsung klaim. Bisa kita buktikan kenapa TPL ini mengambil tanah masyarakat adat, bahwa di tengah perusahaan ini ada salah situs budaya masyarakat," ujarnya.