Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Salah satu rumah tidak layak huni yang disulap tim Geser (IDN Times/ istimewa)
Salah satu rumah tidak layak huni yang disulap tim Geser (IDN Times/ istimewa)

Langkat, IDN Times - Berdiri pada tanggal 16 April 2021 lalu. Komunitas Gerakan Sepuluh Ribu (Geser), kini memasuki usia satu tahun. Meski terbilang muda, sumbangsih komunitas ini dalam mengisi kemerdekaan terlihat konsisten.

Secara bergotong royong, mereka membangun rumah yang tadinya tak layak huni. Kini menjadi rumah yang layak huni bagi warga kurang mampu.

"Alhamdulillah, setahun berdiri komunitas ini mampu membangun 40 unit rumah," kata Mis Bakti, selaku penggagas komunitas Geser ketika melakukan penggalangan dana di the Heritage resort dan restaurant Bukit Lawang, Selasa (18/5/2021).

1. Membangkitkan kembali semangat gotong royong warisan leluhur

Kegiatan penggalangan dana yang dilakukan tim Geser (IDN Times/ istimewa)

Geser didirikan bukan untuk gagah-gagahan, ria atau jemawa. Didirikannya komunitas ini karena panggilan hati. Sebab, masih adanya saja warga kurang mampu yang tidak memiliki tempat tinggal yang layak. Panggilan hati ini pula yang mendasari mereka guna mengisi kemerdekaan.

"Panggilan hati dan berniat memupuk kembali rasa kebersamaan, serta kerja sama secara gotong royong juga menjadi pondasi berdirinya komunitas ini. Karena rasa ini hampir pudar. Maka dari itu, melalui komunitas Geser, kita mencoba mengawali dan menumbuh kembangkan serta melestarikan nilai kebersamaan seperti yang diwariskan leluhur," jelas Mis Bakti.

Ditambah dia, penggalangan dana kali ini digelar bertujuan melakukan percepatan pembangunan rumah warga yang tidak layak huni. "Panitia berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp85 juta dalam satu bulan. Ini membuktikan bahwa rasa kepedulian dan kebersamaan itu masih nyata ada di masyarakat," timpal dia.

2. Banyak pihak yang juga berkontribusi dan donasi

Ilustrasi salah satu rumah tidak layak huni yang akan dibangun (IDN Times/ istimewa)

Untuk saat ini, Geser masih fokus di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dalam melakukan pembangunan rumah. Namun tidak menutup kemungkinan akan merambah ke Kecamatan lain. "Indicator (Kriteria), rumah warga yang dibangun di antaranya berlantai tanah,  status kepemilikan, atap dan dinding tidak layak, tanpa memandang status sosial RAS dan agama," terang dia.

Sejauh ini, Mis Bakti memaparkan, sebanyak 40 unit rumah baru yang telah diserahkan kepada warga tersebar di 18 Desa dan Satu Kelurahan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

"Geser mengucapkan terimakasih atas atensi, donasi dan kontribusi masyarakat. Geser, juga memberikan apresiasi kepada kepala desa (kades) Ujung Bandar Sungkunen Ginting, yang mau berkontribusi dalam komunitas ini," sebut dia.

Dijelaskan dia, untuk mendirikan satu unit rumah baru berukuran 5 M X 7 M memerlukan biaya Rp15 juta. Dengan berdirinya 40 rumah, setidaknya Geser telah berkontribusi terhadap pembangunan swadaya sebesar Rp 600 juta. "Bantuan dari tim berupa tenaga dan waktu pemiikiran, bahkan dana sangat mendukung kebersamaan jiwa dan hati dalam membantu sesama," papar dia.

3. Geser akan terus bekerja membantu warga yang kurang mampu

Ilustasi salah satu rumah yang tidak layak huni tengah dibangun (IDN Times/ istimewa)

Meski ada saja pihak sana sini ataupun perangkat desa yang kurang merespon baik niat mereka. Tidak membuat mereka diam dan menurunkan semangat. Justru ini membakar semangat tim untuk membantu sesama. Karena terus terngiang di telinga permintaan warga yang membutuhkan bantuan guna menghadirkan rumah baru bagi warga kurang mampu.

"Tim Geser akan terus melanjutkan pembangunan rumah baru bagi warga kurang mampu. Kita yakin dan percaya, dengan bersama-sama kita pasti bisa mencapai impian ini," bebernya sembari mengahturkan terima kasih kepada PT Djasmen para donatur, relasi serta semua pihak yang membantu.

Editorial Team