Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250925-WA0007.jpg
Mahasiswa yang mengalami luka pada bagian kepala usai diserang sekelompok orang dan tetap melakukan aksi sempat berdebat dengan Dirut PDAM Langkat (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Intinya sih...

  • Penyerangan terhadap Ketua Umum Persatuan Pemuda Sumatera Utara dilaporkan ke polisi

  • Mahasiswa tuntut penyelewengan aset negara di PDAM Langkat, tetap melanjutkan aksi unjuk rasa

  • Dirut PDAM Tirta Wampu sebut tudingan tak berdasar, ketegangan pecah saat Dirut hendak masuk ke dalam halaman PDAM

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Langkat, IDN Times - Ketua Umum Persatuan Pemuda Sumatera Utara, Randi Permana, mengalami pengeroyokan sekelompok orang di Taman Budaya Langkat pada Rabu tanggal 24 September 2025 sekitar pukul 14.00 WIB. Insiden itu terjadi hanya beberapa jam sebelum dirinya memimpin aksi unjuk rasa di Kantor PDAM Tirta Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.

Randi menduga pengeroyokan tidak lepas dari rangkaian tindakan yang berhubungan dengan Direktur PDAM Tirta Wampu. Ia menegaskan bahwa aksi kekerasan itu tidak akan menghentikan langkah perjuangannya. "Oleh karena itu saya di sini atas nama pemuda, atas nama mahasiswa siap bertarung penuh sampai saya mati," kata Randi.

1. Aksi penyerangan yang dilakukan sekelompok orang dilaporkan ke polisi

Mahasiswa yang mengalami luka pada bagian kepala usai diserang sekelompok orang dan tetap melakukan aksi sempat berdebat dengan dirut PDAM Langkat (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Randi menuding, rangkaian pengeroyokan yang dialaminya tak terlepas dari aksi di PDAM. Bahkan ia menduga otak di balik serangan itu berinisial H, salah satu anggota ormas di Kabupaten Langkat. Menurutnya, peristiwa tersebut bukan hanya serangan fisik, melainkan juga bentuk pembungkaman terhadap suara mahasiswa.

Tak tinggal diam, Randi langsung melaporkan kasus ini ke Polres Langkat. Laporan resmi telah diterima dengan nomor LP: STTLP/B/614/IX/2025/SPKT/Polres Langkat/Polda Sumatra Utara. Kasus ini dilaporkan sebagai dugaan tindak pidana pengeroyokan secara bersama-sama.

Randi menegaskan bahwa tekanan dan intimidasi semacam ini bukan hal baru baginya. "Saya seribu kali sudah mendapat kriminalisasi dan intimidasi. Kami aktivis mahasiswa dari awal sudah bersumpah untuk mati demi tanah air ini," ucap dia lantang.

2. Mahasiswa tuntutan dugaan penyelewengan aset negara di PDAM Langkat

Mahasiswa yang mengalami luka pada bagian kepala usai diserang sekelompok orang dan tetap melakukan aksi sempat berdebat dengan dirut PDAM Langkat (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Meski baru saja menjadi korban penganiayaan, Randi dan rombongan mahasiswa tetap melanjutkan aksi unjuk rasa di Kantor PDAM Tirta Wampu yang berlokasi di Jalan Pelabuhan, Beras Basah, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat. Dalam orasi pembuka, Randi menekankan pentingnya demokrasi dan hak menyampaikan pendapat di muka umum. “Kita dari mahasiswa tidak pandai pendekatan kriminalitas, tidak pandai pendekatan premanisme. Kalau pun saya mati di tanah Kabupaten Langkat, setidaknya saya tercatat sebagai orang yang bertarung atas nama demokrasi,” katanya.

Selain mengecam kekerasan, aksi tersebut juga membawa tuntutan serius terkait dugaan penyelewengan aset negara di PDAM Tirta Wampu. Randi menyebut pihaknya memiliki data mengenai aset yang hilang sejak pengadaan tahun 1990 hingga 2008.

"Mahasiswa sah-sah saja menyampaikan data yang bagian dari aset negara. Urusan penegakan hukum kita serahkan kepada kejaksaan," terangnya. Ia menegaskan aksi ini bukan sekadar perlawanan, melainkan kontrol sosial untuk memastikan pengelolaan aset negara berjalan sesuai aturan.

3. Dirut PDAM Tirta Wampu sebut tudingan tak berdasar

Mahasiswa yang mengalami luka pada bagian kepala usai diserang sekelompok orang dan tetap melakukan aksi sempat berdebat dengan dirut PDAM Langkat (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Dalam orasinya, Randi menyinggung soal penegakan hukum yang kerap dijadikan alat penekanan terhadap mahasiswa. Ia menilai polisi harus berdiri netral dan tidak boleh terintervensi. "Jika salah, kami sebagai aktivis ditekan, maka semakin ditekan kami justru semakin kuat," ucapnya.

Aksi di depan kantor PDAM Tirta Wampu berlangsung panas. Ketegangan sempat pecah ketika Dirut PDAM Herman Sukendar Harahap, menjumpai para mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa dan hendak masuk ke dalam halaman PDAM. "Tidak saya batasi kelen, tapi lihat situasinya. Buat aja di situ, kenapa harus di sini," kata Herman. 

Terkait tudingan mahasiswa yang mengatakan hilangnya aset di PDAM dan terseret dalam aksi penyerangan. Dirinya mengaku, jika apa yang ditudingkan mahasiswa itu tidak berdasar.

"Apalah yg mau saya sampaikan ya, soalnya saya tidak merasa ada seperti itu. Tudingan mereka itu tidak berdasar, karena semalam juga kita sudah persiapan dengan beberapa personil pengamanan untuk menyambut mereka melaksanan aksi. Ternyata di luar dugaan ada kejadian itu. Saya pun dapat kabarnya dari personil pengaman," tegas Herman.

Editorial Team