Medan, IDN Times - Sekjen Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Indonesia Sumut, Asril Pohan, mengatakan ada 500 mahasiswa asal Sumatera Utara (Sumut) yang saat ini menempuh pendidikan di Mesir.
Dari total jumlah tersebut, mahasiswa S1 mendominasi, disusul S2 dan kemudian S3. Hal itu disampaikannya saat melepas keberangkatan 59 pemuda asal Sumatera Utara untuk menempuh pendidikan di Mesir, Senin (17/1/2022).
Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi berpesan agar anak-anak Sumut yang kuliah di luar negeri harus berhasil menyelesaikan pendidikannya dan jangan sampai gagal. Sehingga kelak dapat berkontribusi membangun daerah.
Dikatakan Edy, apabila mengalami kesulitan para mahasiswa yang kuliah di Kairo tersebut dapat meminta tolong kepada dirinya. Sebab menurutnya, bahwa kehidupan di luar negeri sebagai mahasiswa tersebut tidak mudah.
"Anda catat nomor HP saya, jika anda kesulitan di sana. Jangan sampai anda gagal dalam studi. Menuntut ilmu sulit, gak ada menuntut ilmu gampang," kata Edy Rahmayadi, di Masjid Gubernur, Jalan Sudirman Nomor 41, Senin (17/1/2022).
Edy mengharapkan agar seluruh anak-anak Sumut yang belajar di Azhar Kairo dapat berhasil. Sehingga dapat berkontribusi bagi Sumut, khususnya di bidang keagamaan. "Yakinkan anda berhasil, anda saya tunggu di Sumut," ujarnya.
Edy juga berpesan kepada para mahasiswa tersebut agar memiliki cita-cita yang besar. Namun meski begitu keberhasilan cita-cita tergantung upaya yang dilakukan. "Pastikan anda punya cita-cita yang baik," katanya.
Wakil Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia Sumut Zainal Arifin menyampaikan kepada para mahasiswa untuk senantiasa membaca buku. Karena buku sangat penting untuk mendapatkan ilmu.
“Anda akan menjadi ulama di Sumut, ilmunya harus ada, ulama kalau tak punya ilmu bukan ulama,” kata Zainal.
Zainal juga meminta para mahasiswa untuk meniatkan diri belajar, bukan hanya karena gelar. Melainkan juga untuk mencari ilmu dan menerapkan ilmu.
“Niatnya dengan Nama Mu Ya Allah, mudahkan aku belajar, mudahkan aku melangkah, lepaskan hatiku untuk meninggalkan Indonesia dan kembali pulang menjadi ulama, untuk Mu Ya Allah, bukan untuk gelar, untuk mencari ilmu, kemudian menerapkan ilmu,” kata Zainal.