Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapolda Sumut, Irjen Agung Setya Imam Effendi yang menjadi keynote speaker pada acara SUMUT ECONOMIC OUTLOOK 2024, Selasa (16/1/2024). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Medan, IDN Times - Kapolda Sumut, Irjen Agung Setya Imam Effendi membeberkan saat ini ada 5.667.419 unit kendaraan di Sumatera Utara yang belum membayar pajak kendaraan sampai dengan tahun 2023.

Saat ini, tambahnya, Sumut memiliki 7.802.370 unit kendaraan roda dua dan empat. Artinya 72,6 persen di antaranya belum membayar pajak kendaraan tahun lalu.

“Lebih hebatnya lagi, di Sumut ada 130 unit kendaraan mewah yang harganya lebih dari Rp1 miliar, tetapi belum membayar pajak pada tahun 2023,” ungkap Irjen Agung saat menjadi Keynote Speaker pada acara Sumut Economic Outlook 2024 di Hotel JW Marriot, Selasa (16/1/2024).

1. Ekspor dan impor Sumut mengalami surplus

Seminar SUMUT ECONOMIC OUTLOOK 2024 bertajuk Menjaga Momentum Pertumbuhan Bisnis & Investasi Hotel JW Marriott Medan, Selasa (16/1/2024). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Namun kabar gembiranya, tambah Agung, ekspor dan impor Sumut mengalami surplus. Ekspor ada di angka 874.779 juta dolar AS, sedangkan impor 462.757 juta dolar AS. Salah satu komoditas unggulannya adalah pertanian.

“Sumut ini memiliki alam untuk pertanian dan perkebanunan yang beda dari negara lain. Di provinsi tetangga tahun 2023 terjadi kebakaran lahan, di Sumut enggak. Karena angin dari Australia membuat Sumut hujan sepanjang tahun. Realita dan alam ini yang membuat Sumut cocok untuk pertanian,” ungkapnya.

Ia membeberkan perspektif menjadi sesuatu yang penting untuk membangun. Perspektif bukan hanya dalam konteks yang terlihat, dan keamanan adalah konteks yang tidak terlihat.

“Saya ingin memastikan bahwa keamanan secara komprehensif perlu kita kuatkan pemahamannya.  Polda sumut dalam perspektifnya ingin memastikan keamanan ini harus dikelola untuk meningkatkan ekonomi, hal ini menjadi bagian dari kemajuan ekonomi. Maka dari itu kita perlu melihat dalam konteks yang lebih aktual,” ujarnya.

2. Premanisme dapat memperburuk kemajuan ekonomi

Editorial Team