Spanduk Presiden Prabowo dan Jendral Soedirman di Pulau Rempang dirusak (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)
Dikonfirmasi secara terpisah, perwakilan PT MEG, Aldi membenarkan adanya langkah perdamaian yang telah ditempuh bersama beberapa korban. Ia menegaskan, upaya perdamaian yang dilakukan tidak disertai dengan intervensi ataupum iming-iming agar korban menerima untuk direlokasi.
"Memang benar sudah ada langkah perdamaian kepada beberapa warga, tetapi hanya sebatas itu. Tidak ada upaya intervensi atau iming-iming agar para korban menerima direlokasi, karena kami konsisten dalam menjunjung tinggi demokrasi dan menghargai segala perbedaan pendapat selama dikaksanakan di dalam koridor demokrasi yang bertanggungjawab" kata Aldi
Aldi juga mengungkapkan, insiden tersebut tidak hanya berdampak pada warga, tetapi juga karyawan PT MEG. Salah satu karyawan mengalami luka serius dan hingga kini masih menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kota Batam.
"Kami tidak ingin ada hal-hal seperti ini terjadi. Ada penyebab yang membuat beberapa karyawan mengambil langkah paksa saat itu, dimana saya tidak ingin lagi untuk membahas permasalahan yang sudah lewat dan sama-sama kita sesali bisa terjadi, tetapi kami berharap semuanya dapat diselesaikan secara baik-baik," lanjutnya.
Masih kata Aldi, pihaknya hingga saat ini masih membuka diri untuk menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.
"Kami tetap membuka diri untuk berkomunikasi dengan korban-korban lainnya, seperti halnya yang telah dilakukan kepada para korban yang telah menerima jalur perdamaian," tutupnya.
Atas berlangsungnya perdamaian terhadap lima warga dan PT MEG, dua laporan polisi dari warga di Pulau Rempang telah dicabut, sementara satu laporan lainnya masih berperoses di Polresta Barelang.
Insiden yang terjadi di Pulau Rempang pada 18 Desember 2024 membuat pihak kepolisian menetapkan dua karyawan PT MEG sebagai tersangka. Selain itu, pihak kepolisian juga menetapkan tiga warga Pulau Rempang sebagai tersangka.