Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Satu Orangutan dan Delapan Burung Beo Dipulangkan ke Sumut

Satu individu Orangutan Sumatra yang diduga menjadi korban perdagangan ilegal dipulangkan dari Jawa ke Sumatra, Kamis (19/8/2021). (Hendra Syamhari for IDN Times)

Deliserdang, IDN Times - Satu individu Orangutan Sumatra (Pongo Abelii) pulang ke Sumatra Utara, Kamis (19/8/2021). Pemulangan ini bertepatan dengan peringatan Hari Orangutan Internasional yang diperingati setiap tahunnya pada 19 Agustus.

Selain satu individu Orangutan, 8 ekor Beo atau Tiong Emas (Gracula religiosa) juga dipulangkan. Keduanya adalah jenis satwa dilindungi.

1. Orangutan yang dipulangkan diduga korban perdagangan

Satu individu Orangutan Sumatra yang diduga menjadi korban perdagangan ilegal dipulangkan dari Jawa ke Sumatra, Kamis (19/8/2021). (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Satwa-satwa itu tiba di Bandara Kualanamu, Deliserdang, Sumut. Mereka sebelumnya diterbangkan dari Jakarta

“Orangutaan ini hasil penegakan hukum.Kasusnya sudah inkrah. Kalau Beo hasil penyerahan dari masyarakat,” Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Irzal Azhar, Kamis petang.

2. Orangutan menjalani rehabilitasi di Sibolangit

Satu individu Orangutan Sumatra yang diduga menjadi korban perdagangan ilegal dipulangkan dari Jawa ke Sumatra, Kamis (19/8/2021). (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Kedua jenis satwa ini sebelumnya sudah ditampung dan dirawat di Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur (PPSTA) yang dikelola Balai KSDA DKI Jakarta.

Kondisi Orangutan berjenis kelamin jantan itu pun disebut dalam keadaan sehat. Usianya diperkirakan sekitar dua tahun.

“Untuk Orangutan nantinya menjalani rehabilitasi Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan Sumatera di Batu Mbelin Sibolangit yang dikelola oleh mitra Balai Besar KSDA Sumatera Utara yakni Yayasan Ekosistem Lestari, sedangkan Burung Tiong Emas/Beo akan direhabilitasi di PPS Sibolangit yang dikelola Balai Besar KSDA Sumatera Utara. Tiba di lokasi rehabilitasi, satwa akan menjalani proses pemeriksaan dan pemulihan kesehatan serta rehabiltasi,” ungkap Irzal.

Nantinya satwa-satwa ini akan dilepasliarkan kembali ke habitatnya setelah menjalani proses rehabilitasi dan layak untuk dilepasliarkan.

“Harapannya setelah lepas liar satwa-satwa tersebut mampu berkembang biak di habitatnya,” ungkapnya.

Selama proses pemulangan, seluruh petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Lantaran Orangutan, juga menjadi satwa rentan terkena COVID-19 karena DNA nya 97 persen mirip dengan manusia. Orangutan tersebutjuga sudah menjalani proses swab test.

3. Orangutan kian terancam, kondisi habitatnya terus berkurang

[ilustrasi] Sapto, Orangutan anakan yang berhasil dievakuasi oleh petugas Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) dari pemukiman di kawasan Gampong Paya, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Nanggroe Aceh Darussalam. Selasa (22/1/2019) lalu. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dari catatan BBKSDA Sumatera Utara, setidaknya terdapat 31 individu orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang diserahkan masyarakat. Ini belum termasuk sejumlah kasus perdagangan ilegal. Menurut data Forest Wildlife Protection Unit (ForWPU) sepanjang 2015 – 2021, ada 11 kasus perdagangan ilegal Orangutan.

Populasi Orangutan pun kian menyusut saban tahun. Penyebabnya mulai dari perambahan lahan hingga perdagangan ilegal.

Dari 8 habitat di Sumatra, populasi Orangutan Sumatra saat ini jumlahnya tinggal sekitar 13.710 individu. Sebagian besar, proyeksi keberlanjutan hidup Orangutan Sumatra tergolong rendah.

Khusus Orangutan Tapanuli, jumlahnya kian menipis. Sampai saat ini, di tiga habitat yang ada di kawasan Tapanuli jumlahnya diprediksi tinggal 500 – 700 individu. Proyeksi keberlanjutan hidup Orangutan Tapanuli juga terbilang rendah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Prayugo Utomo
EditorPrayugo Utomo
Follow Us