Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)
Kata Ali Jamil, saat ini komoditas pertanian salah satu yang paling kuat bisa bertahan selama pandemik. Angka ekspornya terus meningkat secara baik.
Pihaknya juga terus mendukung gerakan ekspor berbagai komoditas. Nagara tujuan ekspor baru juga terus dibuka untuk meningkatkan kuantitas ekspor.
“Harapan kita melakukan ekspor tidak lagi bahan mentah. Minimal setengah jadi. Mentan yang menggagas Gratieks. Kami juga kita di Badan Karantina Pertanian melakukan tugas-tugas untuk mendampingi semua dinas atau para eksportir,” ujarnya.
Kinerja ekspor memang meningkat sejak Januari hingga September dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari sektor pertanian meningkat 16 persen.
"Untuk itu diperlukan sinergi semua pihak termasuk masyarakat. Laporkan kepada petugas karantina saat melalulintaskan produk pertanian. Selain untuk menjaga kelestarian dari hama penyakit berbahaya, juga agar sehat dan aman untuk pangan, pakan sekaligus dapat laris di pasar dunia," tutur Jamil.
Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul yang turut mendampingi menyebutkan bahwa pada saat yang sama turut dilepas tujuh komoditas unggulan lainnya asal Provinsi Sumut, yakni masing-masing : cengkeh untuk Kanada, karet lempengan ke Cina dan India, kopi biji ke Amerika Serikat dan Cina, lidi ke Pakistan, pinang biji ke Hongkong, India dan Iran, serai ke Malaysia serta minyak sawit untuk memenuhi permintaan pasar ekspor di Turki dan Cina.
Selain itu, guna memenuhi permintaan negara tujuan, Karantina Pertanian Belawan juga mensertifikasi komoditas sektor kehutanan berupa kayu olahan tujuan Cina.
"Secara total, hari ini kami memfasilitasi ekspor komoditas pertanian sebanyak 13,1 ribu ton dengan nilai Rp.159,5 milyar," jelas Hasrul.