Bekas Palet dari PTAR diolah menjadi Furnitur yang menarik dengan harga ekonomis (Hendra Simanjuntak/IDNTimes)
Sebelum dikenal sebagai Koperasi Sarop Do Mulana, kelompok ini dikenal dengan Comapro (Komunitas Mandiri dan Produktif) di Kelurahan Wek II. Kelompok ini dibentuk tahun 2016.
Pada tahun pertama itu, PTAR memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah di lingkungan Pasar Batangtoru serta pembuatan aquaponic.
Setelah berhasil membentuk kelompok dan melakukan pelatihan kepada anggota koperasi Sarop Do Mulana, pada Agustus 2016, perusahaan PTAR kembali berhasil meluncurkan produk pupuk kompos "PASTi" secara perdana ke masyarakat melalui Rumah Kompos Comapro.
Beranjak dari keberhasilan itu, pada 2017 PTAR dan Comapro sepakat meningkatkan legalitas kelompok dengan mendirikan Koperasi Sarop Do Mulana (SDM) yang artinya berawal dari sampah.
Koperasi SDM mendapatkan pendampingan dari PT Grahatma Semesta selaku konsultan yang ditunjuk PTAR dalam mempersiapkan pendirian koperasi dan pengembangannya.
Dalam rencana bisnis yang berjalan, beberapa produk utama yang dihasilkan yakni pupuk kompos, akuaponik, tanaman hias, budidaya ikan lele dan turunannya, jasa pertamanan dan pemeliharaan.
Setelah melakukan perjuangan dalam dua tahun terakhir, pada 2019 Koperasi SDM sepakat memindahkan lokasi rumah komposnya ke Desa Sumuran. Tujuan pemindahan itu untuk menghindari polusi bau dari proses pembuatan pupuk kompos yang dapat menyebar ke masyarakat.
Selain itu, Koperasi SDM juga perlu area lebih luas untuk mengembangkan usaha mereka. Dalam proses perpindahan ini, PTAR membantu mendirikan gudang dan tempat kerja.
Dalam kelompok koperasi Sorop Do Mulana, PTAR memberikan pelatihan pemanfaatan palet bekas menjadi barang bernilai ekonomis yang berbasis 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Warga yang tergabung dalam kelompok itu dilatih tentang perkenalan alat pertukangan, proses awal dan proses fnishing.
Adapun barang yang bernilai ekonomis itu merupakan hasil olahan palet bekas yang berasal dari PTAR. Palet bekas itu terdiri dari beberapa jenis dan kualitas yang kemudian akan diolah menjadi furniture, handy craft dan sawdust.
Untuk mendukung aktivitas warga PTAR turut memberikan bantuan beberapa peralatan pertukangan dan mesin penghancur/pencacah palet.
Pada akhir 2021 dan sepanjang tahun 2022, PTAR bekerja sama dengan Bina swadaya Konsultan mendampingi 6 kelompok UKM binaan PTAR, salah satunya koperasi SDM.
Pendampingan yang dilakukan itu bertujuan untuk memastikan kemandirian dan beberlanjutan kelompok. Beberapa hal yang menjadi fokus pendampingan di antaranya organisasi, administrasi, manajemen keuangan dan permodalan, usaha produksi, pemasaran dan berjejaring.
Selain itu PTAR kerap membantu koperasi SDM dalam hal publikasi dan pemasaran melalui ajang eksibisi baik di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi.
Saat ini, pemasaran hasil produk dari olaha pelet telah memasuki beberapa daerah. Diantaranya Batangtoru, Muara Batangtoru, Sibolga, Sipirok, Tapanuli Selatan dan Medan.
Untuk harga pupuk kompos, koperasi Sorop Do Mulana menetapkan Rp 2.000 per kg. Sementara harga jual furnitur dibandrol Rp 25.000 hingga Rp 1,5 juta.
"Pernah juga harga jual sampai 5 jutaan, itupun tergantung jenis funitur yang dipesan. Kalau semakin sulit pengerjaan nya dengan menggunakan bahan yang banyak, maka kita juga akan menyesuaikan harga jualnya," kata Zulfikri Harahap (36) sekretaris koperasi Sarop Do Mulana, Desa Semuran, Kecamatan Batangtoru, Tapsel, Rabu (25/1/2023).
Saat ini, PTAR berencana membantu Koperasi SDM mempopulerkan merk dagang sebagai brand image produk, penguatan dan perluasan pasar, pelatihan keterampilan pendukung dan berjejaring.