Ilustrasi layanan kesehatan. (IDN Times/Arief Rahmat)
Degan target tower pertama sebanyak 96 kamar, berkapasitas 174 bed (tempat tidur). Kemudian ditambah lagi jika terbangun tower kedua totalnya bisa mencapai 400 tempat tidur. Mengingat kebutuhan yang diperkirakan jika masyarakat Sumut berjumlah 15 juta jiwa, maka setidaknya RS Haji bisa menampung hingga 800 pasien.
“Bayangkan ada Rp146 triliun yang dibawa ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia untuk berobat. Dan dari jumlah itu, Rp75 triliun dari Sumatra Utara. Jadi, kenapa harus negara lain yang mendapat keuntungan itu? Kalau itu bisa kita raih, dana itu akan berputar di sini, makanya ini yang kita buat (membangun RS bertaraf Internasional),” jelas Edy.
Namun selain hitung-hitungan jumlah pasien yang sejalan dengan bisnis, Edy tetap menekankan bahwa yang terpenting adalah merawat orang sakit. Sebab semangat pendirian rumah sakit adalah dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien.
“Namanya memang rumah sakit, untuk orang berobat. Tetapi nanti, bagaimana orang yang datang berobat dan dirawat inap di sini, 50 persen sudah sembuh karena fasilitas yang baik dan membuat nyaman. Kemudian ditambah lagi kesembuhan 25 persen lagi karena pelayanan yang baik. Jadi yang datang ke sini, 75 persen sembuh. Sisanya adalah pengobatan. Jadi semuanya harus tampak bagus,” tegasnya.