Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi stunting.(Pinterest)
Ilustrasi stunting.(Pinterest)

IDN Times, Pekanbaru - Sebanyak 1.224 balita di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau terindikasi tengkes atau stunting. Hal ini diketahui berdasarkan pendataan yang dilakukan kader Posyandu pada Pemerintah Kota setempat sejak awal Agustus 2025.

Temuan itu, menjadi alarm bagi Pemerintah Kota Pekanbaru untuk segera mengambil langkah penanganan serius terhadap masalah gizi anak.

"Berdasarkan data hasil sweeping sejak awal bulan Agustus ini, akan menjadi dasar kita untuk melakukan penanganan langsung di lapangan," ucap Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho, Selasa (19/8/2025).

Orang nomor satu di Pemerintah Kota Pekanbaru itu memastikan bahwa, setelah pendataan tersebut, pihaknya tidak akan berhenti sampai di situ saja.

Untuk diketahui, Pendataan yang dilakukan secara menyeluruh ini menyasar total 7.390 balita di seluruh Kota Pekanbaru.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita dibawah umur lima tahun. Adapun penyebabnya, yakni kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

1. Temuan lainnya, ratusan balita alami gizi kurang dan buruk

ilustrasi gizi buruk (pixabay.com/aamiraimer)

Tidak hanya masalah stunting, pemerintah juga mencatat ada temuan lain yang mengkhawatirkan pada balita-balita di Kota Pekanbaru. Yakni masalah gizi kurang dan gizi buruk.

"Sebanyak 635 balita mengalami gizi kurang dan 261 balita mengalami gizi buruk," ujar Agung.

Atas hal itu, Agung menegaskan, pihaknya akan segera melakukan penanganan langsung terhadap seluruh balita yang teridentifikasi stunting dan gizi buruk.

"Langkah ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menekan angka kasus gizi yang buruk," tegasnya.

2. Optimis bisa ditekan

Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho (IDN Times/ IG h_agungnugroho)

Terkait dengan kondisi itu, menurut Agung, penanganan yang cepat dan tepat akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan generasi masa depan. Wali Kota Pekanbaru tersebut mengaku optimis angka balita stunting dan gizi buruk di Kota Pekanbaru bisa ditekan secara signifikan dalam waktu dekat, dengan upaya yang terstruktur.

"Insyaallah (bisa ditekan). Membangun generasi sehat dan kuat sejak dini adalah investasi penting untuk masa depan kota," terang Agung.

Pernyataan ini menunjukkan visi jangka panjang Pemerintah Kota Pekanbaru untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

3. Ini fokus Pemerintah Kota Pekanbaru

Ilustrasi penanganan stunting. (Dok. Istimewa)

Agung menjelaskan, adapun fokus Pemerintah Kota Pekanbaru dalam penanganan permasalahan stunting dan gizi buruk, yakni akan mengarah pada intervensi gizi, pendampingan keluarga, serta edukasi kesehatan yang lebih intensif di tingkat Posyandu dan komunitas.

"Dengan data akurat di tangan, setiap langkah yang diambil diharapkan dapat lebih tepat sasaran," jelasnya.

Agar penanganan tersebut berhasil, Agung menambahkan, pihaknya sangat bergantung pada kolaborasi erat antara pemerintah, kader Posyandu, dan masyarakat.

"Upaya bersama ini diharapkan bisa membawa perubahan signifikan, memastikan setiap anak di Pekanbaru mendapatkan haknya untuk tumbuh sehat dan optimal," tambahnya.

Editorial Team