Jakarta, IDN Times - Dalam debat Calon Presiden putaran kedua dengan tema energi, pangan, lingkungan hidup dan infrastruktur itu, Jokowi sempat melempar pertanyaan terkait infrastruktur yang akan dibangun untuk mengembangkan perusahaan unicorn di Indonesia.
"Infrastruktur apa yang akan Bapak bangun untuk mendukung perkembangan unicorn Indonesia?," tanya Jokowi.
Mendengar kata 'unicorn', Prabowo sempat ragu dan bertanya kembali ke Jokowi. Yang Bapak maksud unicorn? Maksudnya yang (perusahaan start up) online-online itu, iya, kan?," tanya Prabowo.
Namun, Jokowi tidak merespons kembali karena tidak mendengar secara jelas pertanyaan dari Prabowo.
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional dari kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Muhammad Kholid memberikan penjelasan soal mengapa capres nomor urut 02 itu sempat bingung ketika mendengar istilah "unicorn" yang ditanyakan oleh capres petahana, Joko Widodo.
Menurut Kholid, Prabowo memang tidak familiar dengan istilah 'unicorn'. Lagipula, kata Kholid, tidak semua orang langsung paham ketika mendengar kata 'unicorn'.
"Kalau dengan istilah start up dan industri digital beliau familiar kok. Cuma mungkin bahasa 'unicorn' ini kan beliau tidak mengikuti lebih jauh," kata Kholid usai mengikuti dialog Millennials Memilih di kantor IDN Times pada Minggu (17/2).
Ia menyebut, isu menyangkut industri digital dan start up sudah ada di dalam buku putih Indonesia Menang. Fokus mantan Danjen Kopassus tersebut lebih kepada agar data penduduk Indonesia yang diserap oleh perusahaan start up itu tidak jatuh ke pihak asing.
Padahal, justru perusahaan start up lokal bisa berkembang dan menjadi 'unicorn' gara-gara mendapat kucuran dana investasi dari luar negeri.
Lalu, apa solusi yang ditawarkan oleh kubu Prabowo agar tetap bisa menjaga data masyarakat Indonesia dan di saat yang bersamaan bisa mendanai start up lokal?