Anggota Kodim 0213/Nias membangun rakit untuk seberangi sungai menuju sekolah di Nias (dok.Kodim 0213/Nias)
Setelah viral di media sosial, terungkap fakta soal penyebab ketidakhadiran guru di sana. Dalam keterangan resmi Pemkab Nias, disebutkan bahwa sekolah itu berada pada dusun yang terisolir. Jaraknya sekitar 8,5 kilometer dari desa induk.
Akses ke dusun itu hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki dan menyeberangi 13 kali sungai dengan waktu tempuh 2 jam.
Akses lainnya bisa ditempuh dengan melewati kecamatan lain. Para guru harus berjalan kaki sejauh 4 kilometer, melewati bukit terjal dan jalan tanah. Selain itu, untuk menuju sekolah tersebut dapat juga diakses melalui Desa Soroma'asi Kecamatan Ulugawo dengan melalui 4 Km jalan perkerasan batu dengan kontur berbukit-bukit terjal dan juga ditempuh jalan tanah sejauh 4 Km.
Sekolah itu memiliki 62 orang siswa. Sampai saat ini, belum ada rumah dinas guru bahkan jaringan kelistrikan di sana. Dusun III sendiri dihuni 315 jiwa (80 KK).
"Para guru yang mengajar di sekolah tersebut berada di luar Dusun III Desa Laowo Hilimbaruzo dan tiap harinya pergi kesekolah dengan jalan kaki dan melewati sungai sehingga apabila curah hujan tinggi para guru sering tertahan di jalan. karena sungai banjir, dan beberapa bulan terakhir ini curah hujan di wilayah Kabupaten Nias cukup tinggi sehingga membuat guru-guru mengalami kendala ke sekolah atau kadang sampai sekolah sudah siang," ujar kata Kepala Dinas Pendidikan Nias Kharisman Halawa dalam keterangannya yang dilihat di akun media sosial resmi Pemkab Nias, Minggu (19/1/2025).
Untuk mengantisipasi kejadian seperti video itu terulang, Pemkab Nias mewajibkan para guru di sekolah itu untuk tidur di Dusun III. Jumlah guru di SD Negeri itu berjumlah 9 orang dengan rincian 3 PNS, 2 PPPK, dan 4 guru tidak tetap.Saat ini Pemkab Nias disebut terus melakukan upaya untuk membuka akses jalan ke desa-desa terisolir. Masih ada 19 desa di Nias yang belum dilalui jalan beraspal.