Ilustrasi penyiksaan. (IDN Times/Prayugo Utomo)
Tawuran di Kota Medan seakan menjadi tren buruk belakangan hari. Saban kali tawuran terjadi di beberapa kawasan Kota Medan. Belawan menjadi salah satu lokasi yang sering terjadi.
Menurut KontraS penggunaan kekerasan sama sekali tidak mengurai akar persoalan pada kasus tawuran.
“Menolak penggunaan senjata api dalam pengendalian massa tawuran bukan berarti KontraS Sumut mendukung kejahatan. Hanya saja, penggunaan kekerasan sama sekali tidak mengurai akar persoalan utama tawuran yang saat ini didominasi oleh mereka yang masih masuk dalam kategori usia anak,” katanya.
Kasus penembakan ini bukan pertama kali terjadi. Bagi KontraS, sudah sepatutnya penggunaan senjata api oleh personel kepolisian dievaluasi secara total. “Pimpinan Polri wajib mengetatkan pengawasan, memastikan aspek legalitas dan prosedur penggunaan senjata api berjalan sebagaimana mestinya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolda Sumatra Utara Irjen Whisnu Hermawan Februanto menjelaskan bahwa pihaknya akan membuat tim khusus untuk menyelidiki masalah ini, baik melibatkan Propam, Krimum, hingga Labfor. Oloan juga sudah dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kapolres untuk kepentingan penyelidikan.
"Untuk memastikan bahwa tindakan dari Kapolres benar atau tidak, kami memohon melaporkannya kepada Mabes Polri untuk bisa memeriksa Kapolres secara transparan dan meminta persetujuan dari Mabes Polri untuk menonaktifkan Kapolres sementara waktu. Biar diperiksa dulu, agar tidak menggangu ya. Karena ini kita transparan,” ungkap Whisnu.