Batam, IDN Times - Aktivitas penimbunan lahan di kawasan Kampung Tua Dapur 12, Kota Batam, Kepulauan Riau, menuai keresahan masyarakat pesisir dan nelayan. Hasil verifikasi lapangan NGO lingkungan Akar Bhumi Indonesia menemukan kegiatan reklamasi merusak ekosistem mangrove dan aliran sungai di sekitar Sungai Cantik yang bersebelahan dengan Dapur Arang.
Penimbunan yang dilakukan PT Tanjung Gundap Perkasa dengan luas sekitar satu hektar itu diduga telah masuk ke dalam kawasan Hutan Lindung Sei Pelunggut. Kerusakan mangrove serta terganggunya aliran sungai berdampak langsung pada perairan Dapur 12, Pulau Labu, dan Pulau Buluh. Air laut yang biasanya jernih berubah keruh kecokelatan, terutama saat musim hujan dan pasang, sehingga mempersulit nelayan tradisional menangkap ikan dan udang.
“Sudah jelas ada mangrove yang ditimbun dan aliran sungai terganggu. Dampaknya langsung terasa pada nelayan yang tidak bisa lagi beraktivitas seperti biasa. Hasil tangkapan berkurang, pendapatan juga turun,” kata Mahendra, nelayan Pulau Labu, Selasa (17/9/2025).