Medan, IDN Times - Siapa sangka tahun ini ia berhasil menerbitkan buku ketujuh. Buku foto berjudul HOPE ini merupakan buku ketiganya tentang konservasi. Buku Foto bertema konservasi pertamanya berjudul “Orangutan” terbit pada pada 2012, lalu buku kedua diberi judul “Before Too Late” terbit pada tahun 2019.
Sang penulis buku ini adalah Regina Septiarini Safri. Perempuan yang pernah berkarir sebagai fotografer Kantor Berita Antara yang sudah belasan tahun malang melintang di dunia jurnalistik.
“Kalau ditanya yang paling berkesan tentu buku ‘Orangutan’ karena itu buku yang pertama, tapi kalau ditanya mana favorit aku, ya buku terbaru ini ‘HOPE’ karena dari awal pengerjaannya, kurasinya, aku terlibat semuanya dari awal, dan karena sudah dapat pengalaman dari buku sebelumnya, aku jadi lebih matang mempersiapkan dan mengerjakan buku ini,” ujar Regina saat Ngobrol Buku “HOPE” di Ruang Teather Kampus FISIP USU, Selasa (5/6/2024).
Untuk memperkenalkan “HOPE”, Regina melakukan roadshow ke-17 kota di Indonesia dan Medan merupakan kota keenam. Di Medan, perkenalan “HOPE” diselenggarakan oleh Voice Of Forest bekerja sama dengan Pers Mahasiswa Pijar dan Prodi Ilmu Komunikasi FISIP USU. Acara yang dikemas dalam Conservatalk III ini dihadiri lebih dari 100 orang dari kalangan pers mahasiswa, pegiat lingkungan, jurnalis dan akademisi.
Menurut Perempuan yang akrab disapa Rere ini, HOPE menceritakan tentang pengalamannya saat melakukan riset studi magisternya terkait konflik satwa dengan manusia. Diluncurkan untuk memberikan kesadaran kepada seluruh kalangan masyarakat, mengenai pentingnya menjaga hutan. Karena hutan, satwa, dan semua isinya itu tidak bisa menyuarakan apa yang mereka inginkan, sehingga soal kelestarian hutan sudah jadi kewajiban manusia untuk menyuarakannya.
“Buku ini saya terbitkan untuk seluruh penikmat hutan. Jadi kalau ditanya ‘Apakah ini hanya untuk Gen Z saja?’ Sebenarnya tidak. Tetapi, saya menggunakan medium yang gampang dipahami orang banyak. Karena saya ingin semua yang merasakan kenikmatan hutan, memiliki tanggung jawab atas segala hal yang terjadi di hutan,” ungkapnya.
