Ilustrasi tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)
Lonjakan kasus medio 2021 juga semakin memperparah kondisi penanganan. Tidak sedikit masyarakat yang terpaksa dirawat di rumah sakit swasta nonrujukan COVID-19. Alhasil, masyarakat harus merogoh kocek yang dalam untuk biaya perawatan. Lantaran rumah sakit rujukan COVID-19 sudah penuh dan tidak dapat menampung pasien.
“Hal-hal ini menunjukkan kegagalan pemerintah dalam pemenuhan hak atas kesehatan warga negara dan memastikan warga negara mendapatkan layanan kesehatan yang setara dan mudah dijangkau,” pungkasnya.
Dari berbagai ppolemik yang ada, Koalisi Warga untuk Akses Keadilan Kesehatan mendesak pemerintah supaya menjamin seluruh pembiayaan perawatan pasien COVID-19 di seluruh fasilitas kesehatan maupun isolasi.
Kemudian melakukan evaluasi dan pembenahan terhadap RS yang menyelenggarakan pelayanan C, sistem klaim biaya perawatan RS kepada pemerintah, juga tunggakan pembayaran dari pemerintah kepada RS untuk menjamin seluruh biaya pengobatan dan perawatan pasien COVID-19 ditanggung negara dan tidak dibebankan kepada masyarakat sebagaimana diwajibkan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah juga harus mengatur ketentuan untuk melakukan klaim pembiayaan perawatan COVID-19 pada fasilitas layanan kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan bukan menjadi rujukan COVID-19 terutama di saat kasus melonjak, saat ketersediaan kamar di RS rujukan penuh sehingga tidak pasien harus mencari perawatan di RS manapun; memanggil, memeriksa dan memberikan sanksi kepada RS yang masih menarik biaya perawatan COVID-19 kepada pasien.