Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono melihat pelaksanaan Operasi Katarak Gratis di RS Bhayangkara Batangtoru, Tapsel (IDN Times/Arifin Al Alamudi)
Gahban Lubis (55 tahun), guru di sebuah sekolah dasar di Lubuk Kapundung, Kabupaten Mandailing Natal, mengaku lebih bersemangat mengajar setelah menjalani operasi katarak. Bila tadinya ia tidak leluasa mengajar di luar ruang karena pandangan pada mata kirinya kabur, pasca-operasi ia berniat bisa mengajar di luar ruang.
“Sewaktu katarak selama 3 tahun ini saya biasa mengajar di dalam kelas, sedangkan di luar kelas ada teman yang membantu saya. Setelah penglihatan saya normal lagi, saya bisa lebih mengawasi murid-murid dan mengajar di luar kelas,” kata Gahban.
Pandangannya yang sebentar lagi normal setelah operasi pun akan memudahkannya menjalani masa pensiun beberapa tahun mendatang.
“Alhamdulillah, saya bisa mengikuti operasi katarak gratis ini. Bisa mengajar murid-murid lebih baik lagi, dan nanti ketika pensiun saya bisa berkebun. Terima kasih Tambang Emas Martabe,” tutur Gahban.
Dokter spesialis mata, dr. Jusni Saragih, Sp.M, yang turut melaksanakan operasi di RS Bhayangkara, Batangtoru, juga mengapresiasi komitmen PTAR menggelar operasi katarak gratis dengan menjaring pasien dari daerah-daerah terpencil dan kantong-kantong masyarakat yang membutuhkan.
Operasi katarak ini, menurutnya, menjawab kebutuhan warga. Sebab, sebagian warga penderita katarak membiarkan matanya tidak dioperasi karena berbagai faktor, antara lain kesulitan biaya untuk menjalani operasi, area tinggal jauh dari fasilitas kesehatan, dan minimnya kesadaran warga terhadap kesehatan mata.
“Katarak hanya bisa disembuhkan dengan operasi. Dan operasi katarak yang diadakan PTAR ini dapat menuntaskan berbagai kendala di masyarakat. Saya berharap ini bukan terakhir kalinya PTAR mengadakan operasi katarak gratis, tetapi terus-menerus, karena kegiatan ini benar-benar membantu masyarakat,” ujar Jusni.