Dadang Darmawan Pasaribu (Dok Mudanews)
Program makan siang gratis menjadi ‘jualan’ besar bagi Pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto dan Wakilnya Gibran Rakabuming Raka. Namun program ini menuai pro kontra di tengah publik.
Pengamat kebijakan publik Dadang Darmawan melontar kritik terhadap rencana program itu. Apalagi belakangan, pemerintah berjalan diisukan sudah membahas program tersebut. Meski pun Presiden Joko Widodo membantahnya.
Bagi Dadang, masih banyak hal yang perlu dikritisi dari rencana program itu. Meski itu merupakan janji politik Prabowo-Gibran yang diumbar selama masa Pemilu 2024.
Dadang Darmawan mempertanyakan apa kajian yang menjadi acuan Prabowo dan Gibran menjalankan hal itu, kelak jika mereka menjadi pemimpin Indonesia. Karena sampai sekarang, belum ada riset yang mengkaji bagaimana program itu bisa dijalankan.
“Ini kebijakan yang harus dianggap ‘fantastis’. Karena kebijakan ini sama sekali belum memiliki riset yang mendahului. Jika di pemerintah biasanya ada analisis kebijakan sebelum dilaksanakan. Bagi pemerintah sendiri ini kebijakan yang masih gelap,” ujar Dadang, Sabtu (9/3/2024).
Selama ini, amatan Dadang, tidak sedikit kebijakan pemerintah mengalami kegagalan, meski sudah memiliki kajian. Kegagalan itu biasa terjadi pada saat implementasi.
Bukan main anggaran yang akan digelontorkan untuk program makan siang gratis ini. Angkanya tembus hingga Rp400 triliun per tahunnya.
Kata Dadang, program makan siang gratis ini berpotensi mejadi celah korupsi baru.
“Dan jika kajiannya kurang, maka ini berpotensi jadi sumber korupsi baru. Sumber kegagalan kebijakan dan ini akan menjadi kesia-siaan,” katanya.
Dadang pun heran sampai-sampai makan siang gratis ini bisa menjadi program. Karena, belum ada gejolak di masyarakat yang menuntut makan siang gratis. Saat ini masyarakat masih berktat pada tuntutan kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.
“Kita tidak tahu masyarakat mana yang minta makan siang gratis. Bagaimana kita tahu kok tiba-tiba muncul program ini. “Di kebijakan itu ada prioritas. Hal-hal yang mendesak. Apalagi dalam situasi negara yang sulit saat ini,” pungkasnya.