Aksi KontraS Sumut memperingati Hari Anti Penyiksaan Internasional yang jatuh pada Sabtu (26/6/2021). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Farhan Fauzi, Muhammad Tanwir dan Dimas serta Dian, mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuh karena penyiksaan itu. Farhan Fauzi, salah satu korban yang merupakan security diperusahaan tersebut menuturkan, aksi penganiayaan yang mereka alami dikarena tudingan kalau mereka telah melakukan pencurian.
"Kami bekerja di pabrik itu, kalau memang terbukti ada keterlibatan melakukan pencurian, harunya serahkan kami ke pihak berwajib (kepolisian), bukan malah disiksa oleh dua oknum TNI AU yang BKO di situ," kata Farhan, Senin (20/2/2023).
Dirinya menurutkan, jika dia dan ketiga pekerja terbukti bersalah melakukan pencurian harusnya ada bukti yang kuat. Nyatanya bukti tersebut tidak ada. "Barang bukti pencurian tidak ada, pencurinya tidak ada, barang yang hilang juga tidak tau yang mana, malah kami disiksa. Kami tidak terima atas penyiksaan yang melanggar Hak asasi manusia," jelas Farhan.
Farhan sedikit menceritakan kisah pilu yang dialaminya, dimana peristiwa yang menimpa dia dan tiga rekannya terjadi disalah satu ruangan pabrik pada, Minggu 19 Februari 2023 lalu. Penganiayaan serupa juga pernah dilakukan terhadap dua orang pekerja pabrik atas tudingan pencurian besi.
Mahmudanil alias Babe selaku Humas PT Biotindo di PT JPN Langkat mengatakan, jika kejadian itu tanpa sepengetahuan dirinya. "PT Biotindo mengontrak PT JPN, jadi memang kejadian itu diluar SOP dan tidak dalam sepengetahuan saya," ujar Babe.
Soal adanya anggota TNI AU yang di BKO kan, Babe menjelaskan, ada tiga oknum TNI AU sebagai pengawas dari pimpinan yang punya perusahaan. "Tindakan yang dilakukan mereka di luar kewenangan saya, menurut mereka (pengawas) kejadian terhadap tiga orang security dan satu pekerja limbah, supaya menjadi efek jera dan tidak sampai ke ranah hukum atau pihak berwajib," ucap Babe.
"Tetapi kalau saya ada di situ, pasti tidak akan terjadi, karena kejadian itu pada malam hari," sambung dia.
Komandan Satpom Lanud Soewondo, Mayor Pom Muh Sadin Ajie Muryasan mengatakan, jika anggota TNI AU yang BKO di pabrik kelapa sawit, merupakan personel berasal dari Pekan Baru. "Itu Paskhas Pekan Baru," singkat Sadin.