Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Pers (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi Pers (IDN Times/Mardya Shakti)

Intinya sih...

  • Serangan orderan fiktif meluas ke tiga kantor media di Kepri, termasuk Tribun Batam.

  • Polisi fokus ungkap aktor intelektual di balik serangan teror terhadap media.

  • AJI Batam mendesak polisi bertindak tegas dan menilai serangan ini sebagai upaya pembungkaman pers.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Batam, IDN Times - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kepulauan Riau tengah menyelidiki dugaan teror berupa serangan orderan fiktif ke tiga kantor media di wilayah tersebut.

Kasus ini telah dilaporkan ke Subdit V Siber oleh dua media, yakni Batamnews.co.id di Batam dan Ulasan.co di Tanjungpinang.

"Kami menerima dua laporan dari kantor media terkait serangan orderan fiktif. Pengiriman dilakukan melalui aplikasi ojek online, dengan alamat pengantaran yang dituju adalah kantor redaksi," kata Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Kepri, AKBP Arif Sasmito Mahari Subangkit, Selasa (5/8/2025).

1. Serangan meluas ke Tribun Batam

Ilustrasi pers (pontas.id)

Selain dua media yang telah melapor, serangan serupa juga dialami oleh kantor Tribun Batam. Meski belum membuat laporan resmi, pola serangan yang dialami media tersebut identik, yakni kiriman makanan dalam jumlah besar dari berbagai aplikasi ojek daring.

"Tribun Batam juga mengalami kejadian serupa. Kami masih menunggu laporan resmi, namun informasi awal sudah kami terima. Ini akan kami tindak lanjuti dalam satu rangkaian penyelidikan," lanjut Arif.

2. Polisi fokus ungkap aktor intelektual

Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Kepri, AKBP Arif Sasmito Mahari Subangkit (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Pihak kepolisian memastikan akan menelusuri pelaku maupun aktor intelektual di balik serangan yang dianggap sebagai bentuk teror terhadap media tersebut.

"Kami mendalami motif di balik kejadian ini dan akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk penyedia platform ojek online. Tujuannya agar pelaku terutama jika ini dilakukan secara terorganisir, bisa segera diungkap," tegasnya.

Penyelidikan, kata Arif, dilakukan secara maraton mengingat serangan ini telah terjadi berulang kali, bahkan hingga malam hari.

“Kami tidak anggap remeh karena ini menyangkut gangguan terhadap aktivitas media, bahkan keamanan di lingkungan kantor,” tambahnya.

3. AJI Batam desak Polisi bertindak tegas

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) (Dok.IDN Times/Istimewa)

Menanggapi kejadian ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Batam mendesak aparat penegak hukum mengusut tuntas dugaan teror tersebut. Ketua AJI Batam, Yogi Eka Sahputra menyebut serangan ini telah mengganggu kerja jurnalistik dan berpotensi menimbulkan tekanan psikologis bagi jurnalis.

“Serangan ini bukan kejadian biasa, tapi bentuk intimidasi terhadap media. Kami mendampingi rekan-rekan media yang menjadi korban dan mendorong kepolisian untuk bertindak cepat,” kata Yogi.

AJI menilai pola serangan ini mirip dengan kasus-kasus sebelumnya di luar daerah, yang biasanya menyasar jurnalis atau media yang tengah mengangkat isu sensitif.

Yogi menambahkan, “Jika tidak segera ditindaklanjuti, teror semacam ini akan menciptakan preseden buruk dan mengancam kebebasan pers di Kepri.”

Pernyataan Sikap AJI Batam:

1. Mengecam keras tindakan teror terhadap media dan menilai sebagai upaya pembungkaman pers.

2. Mendesak Polda Kepri segera mengusut dan menindak pelaku teror.

3. Mengimbau pihak-pihak yang dirugikan pemberitaan untuk menempuh jalur hukum sesuai UU Pers.

4. Mendorong media tetap profesional dan jurnalis meningkatkan keamanan digital.

Editorial Team