Pertamina perdana isi avtur di Bandara Singkawang. (IDN Times/Istimewa).
Setiap kali beraksi, para pelaku bisa mengambil hingga 30 ribu liter avtur. Ketiganya kemudian diupah masing-masing Rp5 juta dari otak pelaku.
Risqi lalu menjelaskan kalau ketiganya juga memiliki tugas tersendiri. Andur Rafar memiliki peran sebagai pemilik gubuk yang dijadikan gudang tempat penyimpanan BBM.
"Dia juga berperan mengangkut, melansir BBM yang sudah dipindahkan ke jerigen ke mobil pikap dari mobil pikap. Inilah dijual pelaku lain (masih buron) untuk menjual ke lokasi tempat penjualannya," ujar Risqi.
Pelaku Irwansyah, bertugas menghidupkan kran modifikasi dari mesin pompa air untuk menyedot avtur yang disalurkan dari pipa bawah laut melalui kapal tanker Pertamina ke Bandara Kualanamu.
"Jadi ketika di sana distribusi minyak (transfer avtur) dari tengah laut, mereka di sini (di gudang) menyedotnya mengisi ke baby tank dalam gudang, kemudian Hairi (tugasnya) mengangkut dan melansir BBM perannya sama dengan Andu Rafar," ujar Risqi.