Kondisi sapi yang mengalami gejala penyakit mulut dan kuku. (Dok URC Disnak Keswan Jateng)
Khusus Sumut, ada dua kabupaten yang tercatat ditemukan dugaan kasus PMK yang masih perlu dipastikan terlebih dahulu ke Laboratorium PMK Pusat Veteriner Farma (Pusvetma).
Yakni Langkat dengan total 337 kasus (hewan ternak) dari Kecamatan Besitang dan Pematangjaya. Serta Kabupaten Deliserdang dengan total 261 kasus dan tersebar di lima kecamatan yakni Galang, Hamparanperak, Pagarmarbau, Percut Seituan dan Tanjungmorawa. Sehingga totalnya menjadi 598 kasus.
“Saya mendeteksi ini harus diantisipasi. Baik perbatasan darat atau laut, seluruhnya dihentikan. Terakhir, di pasar ternak ini harus dideteksi, ditutup sementara (pasar ternak). Tetapi bagaimana ini tidak membuat panik,” pungkas Gubernur.
Mentan Syahrul Yasin Limpo menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Sumut yang dinilai cepat tanggap dalam mengambil langkah antisipasi kejadian wabah PMK ini. Secara umum, kondisi ini memang mengkhawatirkan dunia, termasuk Indonesia, dimana Provinsi Aceh dan Jawa Timur menjadi yang terbanyak kasus terkonfirmasi ditemukan yakni 2.226 dan 2.917 kasus (data Ditjen PKH).
Untuk itu, Syahrul berharap Gubernur Sumut bisa menghimpun upaya antisipasi dimaksud. Sehingga tidak ada yang memberikan informasi sendiri-sendiri, dengan mengutamakan validasi data, serta kerja sama yang kuat setiap daerah dan unsur.
“Karena itu ada Satgas tingkat nasional. Dan kami harapkan untuk tingkat provinsi dan kabupaten kota juga dibentuk. Kepada Direktorat Jenderal kami harapkan selalu berkomunikasi dengan Gubernur untuk pengobatannya. Termasuk vaksin lokal atau nasional, akan kita buat,” jelas Syahrul