Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250714_185343.jpg
Suasana MPLS di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 2 Kota Medan di Sentra Bahagia (IDN Times/Indah Permata Sari)

Intinya sih...

  • Ada 2 siswa laki-laki putus sekolah di SMRP 2 Medan, yang akan dididik sama rata dengan siswa lainnya.

  • Siswa masih terbawa manja dan belum disiplin, sehingga butuh waktu untuk membangun kedisiplinan.

  • Orangtua hanya diberi waktu 15 menit untuk bertemu anak pada hari Minggu, sehingga beberapa siswa merasa rindu dan ingin pulang.

Medan, IDN Times - Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 Kota Medan tengah berlangsung, dan sudah terhitung 10 hari berjalan. Ada 100 siswa yang mengikuti program pendidikan tersebut, dengan diberikan asrama dan fasilitas lainnya.

Dari 100 siswa yang diambil berbagai sekolah di Kota Medan dan beragam latar belakang dengan status yang layak untuk mengikuti. Mereka terbagi 4 rombel termasuk putra dan putri. Siswa ini didominasi dengan status baru lulus Sekolah Dasar (SD) dan melanjutkan ke jenjang berikutnya. Namun, ada sebagian anak yang putus sekolah diberi kesempatan untuk menimba ilmu kembali.

1. Diakui siswa yang putus sekolah akan dididik dengan sama rata pada yang lainnya

Suasana MPLS di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 2 Kota Medan di Sentra Bahagia (IDN Times/Indah Permata Sari)

Khairul Hasyim Haloho sebagai Pembantu Kepala Sekolah (PKS) di SRMP 2 Kota Medan menyebutkan ada 2 anak laki-laki yang putus sekolah dengan usia 18 tahun.

Terkait perlakuan khusus terhadap anak yang putus sekolah, dijelaskan bahwa tidak ada yang membedakan dalam mendidik dengan anak lainnya.

"Kalau terkait secara penanganan kami sama ratakan. Disitu titik berat kami baru pertama untuk menghadapinya, karena biasa hanya anak-anak di sentra bahagia saja lebih mudah pengelolaannya," kata Khairul.

Hal yang dicontohkannya yaitu mudah merajuk, dan harus dibujuk. "Karena anak itu sikapnya seperti anak SD. Ketika kita marah, dia merajuk," ungkapnya.

Selain 2 siswa ini yang putus sekolah, ada dari siswa putri yang belum diketahui berapa orang.

"Sebenarnya, kalau putus sekolah ada lagi beberapa dari putri, jumlahnya belum tahu. Yang putus sekolah putranya saya mengetahui karena saya langsung. Yang putri ada tapi tidak tahu pasti," ucapnya.

2. Siswa masih terbawa manja dan belum disiplin

Khairul Hasyim Haloho sebagai Pembantu Kepala Sekolah (PKS) di SRMP 2 Kota Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Suka duka dan tingkat kesulitan selama 10 hari SRMP 2 Kota Medan ini terjalankan, diakui masih berjalan lancar dan dalam masa beradaptasi dengan kondisi.

"Kalau dari pendidikan sendiri, tidak ada masalah. Masalahnya ketika anak itu akan masuk kelas. Jadi mereka sering berjalan, dan tidak langsung masuk kelas jadi kami menggiring dulu untuk tepat waktu atau kedisiplinan itu lah yang kita bangun dalam waktu dekat. Jadi, waktu dekat ini anak-anak bisa mengerti dan disiplin baru kita ajarkan pendidikan. Susah masuknya kalau disiplinnya kurang. Karena kita tahu dari latar belakangnya seperti apa. Kita juga mau ambil data terkait dengan kesiswaan bagaimana tinggal diproses dan itu kita lihat dan petakan, bahwa kognitif anaknya seperti apa," kata Khairul saat mengingat momen bersama siswa.

3. Hanya bertemu pada saat itu orangtua punya waktu 15 menit

STMIK Triguna Darma melakukan PKKMB dengan menanam pohon (Dok. Istimewa)

Tingkat kenyamanan, dia menjelaskan tidak ada keluhan saat ini bagi para siswa. Namun, ada juga yang minta pulang karena rindu sama orangtua. Sebab, hanya bertemu pada saat itu orangtua punya waktu 15 menit.

"Di hari Minggu (bertemu anak dan orangtua) dari pukul 13.20 WIB sampai jam 17.00 wib sore boleh memberikan makanan juga," tuturnya.

Sebab, dia menilai belum dapat 1 set peraturan yang lengkap terkait sekolah ini bagaimana berjalannya.

"Ini masih meraba, pemerintah hanya memberi garis-garis besar kami dilapangan menyesuaikan garis-garis dilapangan itu Nah, itu yang kita coba rancang bersama termasuk ikut serta pihak sentra yang berpengalaman jauh," jelas Khoiri.

Editorial Team