Petani di Madina Mengadu pada Edy, Gagal Panen Karena Banjir

Mandailing Natal, IDN Times – Para petani di Kabupaten Mandailing Natal mengadu ke Calon Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi. Mereka mengeluh karena banjir yang menghantam ribuan hektare sawah mereka.
Aduan ini didapati Edy saat menggelar pengajian akbar di Bukit Barokah, Desa Bange, Kecamatan Bukit Malintang, Kabupaten Mandailingnatal, Minggu (3/11/2024).
1. Edy janji bakal lanjutkan program antisipasi banjir
Edy mengatakan dirinya berjanji mengantisipasi terjadinya banjir yang mengakibatkan gagal panen persawahan. Sebenarnya, kata Edy, soal banjir ini sudah diketahuinya saat menjabat sebagai gubernur pada 2018 lalu.
Kata Edy, rencana penanganan dampak antisipasinya sempat dilakukan. Namun sayangnya tertunda karena harus merefocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.
"Saya tau permasalahan ini, namun kita kemarin harus menangani tamu tak diundang Covid-19, sehingga harus memberikan anggaran untuk itu penanganan covid," jelas Edy Rahmayadi.
2. Banjir terjadi karena meluapnya Sungai Batanggadis dan Sungai Batangangkola
Dikatakan Edy Rahmayadi, penyebab banjir yang kerap terjadi selama ini adalah karena meluapnya air Sungai Batang Gadis Madina dan Sungai Batang Angkola Tapanuli Selatan.
"Ada struktur batu di situ, yang kemudian membuat aliran air terhempas semua ke bawah, hingga sawah-sawah di sini terendam. Harusnya memang ada rekayasa aliran air disitu," sebut Edy Rahmayadi.
Mantan Pangkostrad itu mengatakan sebenarnya yang paling kompeten menangani permasalahan ini adalah Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR.
"Kita akan koordinasikan ini penanganannya. Mana yang menjadi kewenangan provinsi dan pusat, tentu harus didiskusikan, duduk bersama kita ini," sambungnya.
Meski demikian, Edy Rahmayadi meminta masyarakat Bukit Malintang petani tidak berhenti untuk mengusahai pertanaman sawah padi. Sebab petani harus punya bekal untuk kelangsungan hidup sehari-hari.
3. Soal penanganan gagal panen akan didiskusikan dengan DPRD
Karena itu, Edy Rahmayadi mengatakan akan mendiskusikan penanganan gagal panen padi sawah bersama lembaga perwakilan rakyat atau DPRD.
"Sembari permasalahan banjir dicarikan solusinya, masyarakat harus terus bertanam padi. Kalau kemudian gagal panen karena banjir, harus memang dibawa ke legislatif, untuk kemudian ada atensi bagaimana agar membantu masyarakat jika terjadi gagal panen," ujarnya.
"Skemanya tentu tidak bisa saya ungkap disini, apakah diasuransikan pertanaman padinya, atau bagaimanalah untuk mengurangi kerugian masyatakat akibat banjir tersebut," sambung Edy Rahmayadi.
Lebih lanjut mantan Pangdam I/Bukit Barisan itu mengatakan pentingnya mengatasi persoalan gagal panen, adalah karena sektor pertanian masuk dalam misi pembangunannya lima tahun ke depan. "Selain pertanian, juga pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan kita ekonomi pariwisata kreatif," sebutnya.