Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250911-WA0078.jpg
TNI AU bersama USAF latihan tempur bersama di wilayah udara Provinsi Riau (IDN Times/ dok Lanud Roesmin Nurjadin)

IDN Times, Pekanbaru - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) bersama Militer United States Air Force (USAF) Amerika Serikat, melakukan latihan tempur di wilayah udara Provinsi Riau, Kamis (11/9/2025).

Latihan itu, menggunakan pesawat tempur F-16 milik TNI AU dan F-15 milik USAF. Adapun teknik latihan tempur udara yang dilakukan TNI AU dan USAF yakni, jarak dekat atau dogfight.

"Latihan tersebut, dalam rangka Latihan Bersama (Latma) Cope West 2025," ujar Direktur Latihan Cope West 2025 TNI AU Kolonel Pnb Bambang Apriyanto.

Kolonel Pnb Bambang Apriyanto mengatakan, latihan ini bukan sekadar uji kemampuan tempur. Tetapi, juga sarana memperkuat kerja sama dan pemahaman antara angkatan udara dari kedua negara.

"Latma Cope West 2025 memberikan ruang bagi para penerbang untuk menguji keterampilan, meningkatkan interoperabilitas, serta memperdalam pemahaman taktik udara bersama mitra dari USAF. Inilah wujud komitmen TNI AU untuk terus meningkatkan profesionalisme dan kesiapan dalam menghadapi tantangan masa depan," katanya.

Diketahui, para penerbang si 'burung besi' dari kedua negara itu, langsung menjalani tahapan latihan taktis yang disusun secara sistematis.

1. Latihan dimulai dari BFM, dilanjutkan dengan ACM, DCA dan OCA

Ini teknik latihan tempur yang dilakukan TNI AU dan USAF (IDN Times/ IG lanud_roesmin_nurjadin)

Berdasarkan data yang diterima IDN Times, latihan tempur kedua negara ini dimulai dari Basic Fighter Maneuvers (BFM). Yang mana, BFM tersebut untuk mengasah kemampuan tempur udara jarak dekat secara individu.

Setelah BFM, latihan dilanjutkan dengan Air Combat Maneuvering (ACM). Pada bagian ini, para penerbang ditekankan untuk bekerjasama secara tim dalam menghadapi pertempuran udara berpasangan maupun kelompok.

Latihan kemudian dilanjutkan dengan skenario Defensive Counter Air (DCA) dan Offensive Counter Air (OCA). Dalam skenario tersebut, penerbang dibagi menjadi dua tim, yakni Blue Force dan Red Force.

Tim Blue Force terdiri dari empat F-16 TNI AU yang menjalankan misi Combat Air Patrol (CAP) untuk mempertahankan wilayah udara. Sedangkan tim Red Force, beranggotakan dua F-15 USAF dan dua F-16 TNI AU dengan misi penetrasi pertahanan udara dalam serangan ofensif.

2. Ini perbedaan F-16 dan F-15

F-16 milik TNI AU (bawah) dan F-15 USAF (IDN Times/ dok Lanud Roesmin Nurjadin)

Pesawat jet tempur F-16 TNI AU dan F-15 USAF memiliki perbedaan karakteristik. Perbedaan keduanya menjadi daya tarik tersendiri bagi para penerbang.

F-16 Fighting Falcon milik TNI AU yang lincah dan gesit, dipertemukan dengan F-15 Strike Eagle USAF yang unggul dalam kecepatan dan daya jelajah. 

Perbedaan inilah yang menciptakan dinamika pertarungan menantang dan memaksa para penerbang untuk mengaplikasikan taktik terbaik dalam kondisi yang menyerupai pertempuran udara sesungguhnya.

3. Bawa manfaat besar

Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Abdul Haris (IDN Times/ IG lanud_roesmin_nurjadin)

Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Abdul Haris selaku tuan rumah menerangkan, kegiatan ini membawa manfaat besar bagi TNI AU dan USAF.

"Kami bangga Lanud Roesmin Nurjadin dipercaya menjadi lokasi latihan internasional ini. Dengan latihan bersama, para penerbang tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga memperkuat persahabatan, rasa saling percaya dan kerja sama strategis antara TNI AU dan USAF," terangnya.

Editorial Team