Jakarta, IDN Times - David Ricardo, seorang ekonom dan pencetus teori keunggulan komparatif, lewat bukunya Principles of Political Economy and Taxation mengatakan bahwa negara sebaiknya berfokus pada produksi barang yang memiliki biaya peluang lebih rendah daripada negara lain.
Dengan berfokus pada produksi barang yang memiliki keunggulan komparatif, negara dapat meningkatkan efisiensi, margin keuntungan dan memperoleh hasil material yang lebih tinggi.
Tak ayal teori ini banyak diterapkan oleh berbagai negara di dunia, di mana jenama-jenama ternama berbondong-bondong memproduksi barangnya di negara-negara berkembang seperti Vietnam, Myanmar, Sri Lanka dan lain-lain, karena mengejar biaya produksi yang lebih murah, sehingga margin yang diperoleh bisa optimal.
Pemerintah melalui penugasan ke Perum Bulog, akan mulai menerapkan hal tersebut seiring dengan kerjasama ekonomi dan investasi pangan yang sedang dijajaki dengan negara Kamboja.
“Kami siap melaksanakan penugasan tersebut, termasuk melakukan komunikasi dengan beberapa pelaku usaha beras di Kamboja. Hal ini bukan hanya tentang memperluas jangkauan geografis, tetapi juga tentang mewujudkan keunggulan kompetitif rantai pasok beras sehingga ketahanan pangan di Indonesia dapat terwujud,” ucap Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Perum Bulog.