Perpustakaan Daerah Sumut Kini Sepi, Butuh Inovasi di Era Digital

Medan, IDN Times - Perpustakaan Daerah Sumatera Utara kini tampak sepi. Berbagai inovasi dilakukan untuk menarik minat baca warga untuk datang ke sini.
Juliani Tarigan sebagai Koordinator Layanan menjelaskan bahwa mereka telah berupaya dengan berbagai inovasi untuk mendatangkan atau menarik minat baca.
"Tujuan kita bagaimana perpustakaan ini menarik minat baca agar mau datang ke perpustakaan,” kata Juliani kepada IDN Times, Selasa (16/7/2024).
Sebagai upayanya, sudah dilakukan dari berbagai macam cara yang telah dibuat. Menurutnya, saat ini sedang bertanding atau berlomba di zaman digital ini. Mereka berinovasi perpustakaan digital.
1. Kondisi perpustakaan sepi karena libur anak sekolah sehingga berdampak minat pembaca

Dia mengatakan, untuk kondisi secara umum di Perpustakaan Daerah Sumatera Utara pada bulan Juli 2024 tampak sepi. Sebab beberapa Minggu ini merupakan libur anak sekolah yang berdampak pada minat pembaca.
“Yang benar-benar datang ke sini itu tugas akhir, satu hari bisa mencapai 200 orang itu yang paling banyaknya,” jelasnya.
Dijelaskannya, perpustakaan ini terdiri dari 9 ruangan yakni layanan anak, digital, refrensi,sirkulasi dan pendaftaran yang terletak di lantai 1, kemudian di lantai 2 ada layanan fiksi, deposit daerah, galeri arsip, dan aula dinas perpustakaan dan arsip, selanjutnya yang di lantai 3 ada layanan umum.
“Di lantai umum ini ada sesuai dengan raknya, 0 sampai 100 komputer, dan selanjutnya, ada buku keterampilan juga. Bulan ini paling sepi,” katanya.
2. Salah satu buku yang paling banyak diminati adalah psikologi

Lanjut Juliani, update buku baru diinformasikan melalui instagram @disperpusipprovsu dan yang paling banyak diminati para pengunjung adalah buku psikologi, agama, dan komputer.
“Selain itu, biasanya buku-buku yang berhubungan dengan tugas sekolah,” katanya.
Juliani menyampaikan inovasi yang dilakukan untuk menarik minat pembaca di Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Utara ini adalah, pojok membaca yang ada di Kabupaten/Kota Sumatera Utara serta beberapa di Medan seperti ada di kantor Samsat, Taman Hutan Raya, dan ada di sejumlah sekolah-sekolah. Meskipun, peminatnya ini tidak banyak, sebab masyarakat beralih pada dunia digital.
Pojok membaca merupakan fasilitas dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara yang menyediakan ruang buku khusus.
3. Pojok membaca menjadi strategi untuk menarik minat anak muda membaca buku fisik

Selain pojok membaca, untuk menarik minat anak muda membaca ada barcode guna mempermudah yang digunakan sistem modern.
“Mungkin kita lebih ke jemput bola sekarang, karena untuk kita paksa kesini agak sulit. Kita perbanyak juga materi dan buku-buku kita disini secara digital dan kita sosialisasikan,” ungkapnya.
Buku digital yang dimaksud ini, merupakan kerjasama dengan Dinas Perpustakaan Nasional secara umum dengan gratis. Sehingga, memudahkan untuk mencari buku-buku yang ingin dibaca secara nasional dan daerah.
“Mereka nanti mencari, lalu kita bantu untuk masuk ke link disitu. Belum seluruh Indonesia, tapi Medan sudah mulai masuk,” tuturnya.
4. Gen Z yang sudah terpapar dunia digital dinilai sudah sulit untuk menarik minat baca buku fisik

Kemudian, upaya tersebut juga berjalan dengan mobil keliling membaca ke sekolah-sekolah. Sedangkan, untuk khusus anak pihaknya sedang menggalakkan read aload (membacakan dengan nyaring).
Dia menilai, kategori anak masih bisa diupayakan untuk berjalannya literasi membaca. Namun, kalau untuk literasi gen Z sudah sulit. Sebab, baginya mereka sudah terpapar dunia digital.
5. Peran orangtua sangat penting untuk mengingatkan anak membaca buku fisik

Dikatakannya bahwa, peran orangtua juga sangat penting untuk mengingatkan anaknya membaca buku fisik.
“Memang kalau untuk saat ini, kita berpacu dengan waktu untuk menarik minat baca serta mengingatkan kepada suruh orangtua bahwa jika mencari sumber pustaka jangan di gadget karena kebanyakan lari kesitu. Jadi, kalau tetap ada sumber acuan buku itu buku fisik supaya membacanya lebih detail untuk memulai lagi membaca itu dan kita harus memulai lagi,” pungkasnya.