Calon Wakil Wali Kota Medan nomor urut 3, Ahmad Yasyir Ridho Loebis (Dok. Istimewa)
Kini, Yasyir Ridho Lubis akan berjuang mendampingi seniornya di PKS yang juga pernah menjadi Anggota DPRD Sumut, yakni Hidayatullah. PKS sendiri memiliki 8 kursi dari 50 kursi di DPRD Medan periode 2024-2029. Jika berdasarkan perolehan suara hasil Pileg 2024, PKS memperoleh 176.981 suara sah dari 1.179.881 suara sah.
Ada alasan bagi Yasyir menerima pinangan dari Hidayatullah menjadi calon Wakil Wali Kota Medan dalam kontestasi Pilkada Medan 2024. Hal itu karena dia mengingat pesan dari Syamsul Arifin mantan Gubernur Sumut.
“Dia senior di segala hal. Salah satu orang yang menghubungi saya ketika itu saya sudah agak sibuk mengurusi usaha saya di kampung ada sedikit tanah atau kebun durian yang saya buat. Ketika itu tahun 2022. Dia bilang jangan egois, sebab saya udah selamat tapi saya harus punya hati karena saya punya akses, persahabatan dengan banyak orang tapi tidak memanfaatkan itu untuk kepentingan orang banyak,” kata Yasyir.
Lanjutnya, terkait teman-teman di Medan ini masih mengharapkan pikiran dan akses yang dimiliki dan lain-lain.
“Saya diingatkan kembali,, sebagai aktivis ini tidak bisa seperti itu. Sebab, sampai mati harus baru berakhir dan tidak pernah pensiun. Berakhirnya ketika meninggal. Itu salah satu membuat saya sedikit terbuka, berarti saya egois karena berpikir diri saya tidak dibutuhkan orang lagi. Tidak semua orang memiliki kemampuan dan keahlian seperti kita serta punya akses, sehingga kita dibutuhkan beberapa orang,” jelasnya.
Hal itu menjadi alasan dirinya kembali lagi beraktivitas di bidang politk. Walaupun diakuinya tidak mengenakkan.
“Nah, kalau kita sedang menderita jangan tunjukan penderitaan itu karena akan banyak yang ketawa. Itu pengalaman saya. Jangan tunjukan bangkit saja sendiri, karena orang yang suka sama mu tak perlu dia alasan kenapa-kenapa. Kalau orang yang tak suka sama kita seribu alasan pun gak ada artinya. Jadi, hidup ini ya seperti itu saja,” tuturnya.
Menurut Ridho, ada beberapa senior memintanya untuk aktif kembali di pergulatan politik. Salah satunya Idrus Marham, Sekretaris Jenderal Golkar.
“Saya gak ada niat yang penting dalam prinsip saya gak pun saya jadi, tapi kawan-kawan harus jadi. Minimal bisa numpang hidup nantib dengannya, paling tidak mengawan-ngawani dia duduk-duduk. Karena sukses, pasti kita ikut sukses, nah itu pemikiran sederhana saya,” jelasnya.
Dia bercerita, sehari sebelumnya sempat berkumpul dengan teman-teman yang mau mencalonkan diri menjadi bupati, wali kota. Pertemuan ini menggagas sebuah perjuangan bersama dengan melakukan komunikasi politik ke berbagai partai.