Perjalanan Yasyir Ridho Loebis, Si Tukang Jahit yang Maju Pilkada

Medan, IDN Times - Calon Wakil Wali Kota Medan nomor urut 3, Ahmad Yasyir Ridho Lubis punya later belakang berwirausaha. Sebelum terjun ke politik, dia lebih dulu menggeluti bisnis. Bahkan dari dua bidang yang ditekuninya itu dia dijuluki Si Tukang Jahit.
Ada beberapa julukan yang disematkan kepadanya, mulai dari si Tukang Jahit, Si Tukang Kopi karena memiliki kafe hingga Si Tukang Pangkas karena memiliki barbershop. Yasyir juga memiliki bisnis kost-kostan.
“Saya terlahir mungkin seperti itu, berjuang untuk hidup, dan saya tamat kuliah kemaren memang prosesnya panjang didalam. Waktu SMA sudah berupaya dan berusaha kecil-kecilan dengan kemampuan sendiri seperti melihara ayam seribu ekor, memang suka berusaha dan berupaya dengan modal kecil-kecilan,” ucap Yasyir kepada IDN Times.
1. Sekilas perjalanan karier Yasyir Ridho
Yasyir awalnya aktif di bidang kepemudaaan. Dia tergabung di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatra Utara mulai 1998 sampai 2011. Terakhir dia menjabat Ketua KNPI Sumut 2008-2011.
Kariernya di bidang politik berawal saat masuk Partai Golkar. Dia lebih dahulu menjadi Fungsionaris Angkatan Muda Partai Golkar (APG) pada 2004. Kemudian jadi Wakil Sekretaris Golkar Sumut 2010-2012. Dia juga menjadi Wakil Ketua DPD Golkar Sumut pada 2012-213 dan menjadi Sekretaris DPD Golkar Sumut 2013-2015.
Dia kemydian menjabat Ketua Korbid Golkar (2016 - 2018) dan selanjutnya Ketua Harian Golkar Sumut 2018-2020.
Kariernya sebagai legislator dimulai pada 2014 saat terpilih menjadi Anggota DPRD Sumut. Dia kemudian menjadi anggota dewan selama dua periode hingga 2024. Terakhir ia menjabat Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara periode tahun 2019 hingga 2021.
2. Dia lihai menjembatani hingga merajut kepentingan antar-parpol
Selama berkarier di jalur politik, Yasir Ridho Lubis juga dicap sebagai ‘Si Tukang Jahit’. Sebab, bukan hanya karena dirinya membuka usaha jahit di rumahnya, tapi juga kepiawaian dirinya menjembatani hingga merajut kepentingan antar-Parpol. Stempel ‘Si Tukang Jahit’ tersebut, bahkan terus menempel pada diri Yasir Ridho Lubis selama berkarier sebagai legislator di DPRD Sumut.
Menurutnya, sebutan si tukang jahit itu berbagai macam konotasi. Secara harfiah dia dikenal si tukang jahit karena memang bisa menjahit dan secara simbolik, dan yang kedua dinilai atau dijuluki Si Tukang Jahit karena mampu menjahit kepentingan banyak orang.
“Sesungguhnya di DPRD Sumut atau masyarakat secara umum sebenarnya yang harus kita jembatani itu kepentingan para pihak, persoalannya mampu memperjuangkan kepentingan masyarakat atau kelompoknya. Perannya sebagai Juru lobi,” katanya.
Sebelumnya dalam dunia bisnis, dia juga dipuji karena punya kualitas jahitan yang prima.
“Jadi, di dalam proses hidup panjangnya. Apalagi di partai, mungkin menjadi pengalaman sehingga sampai saat ini saya seperti ini, ya bisa bertahan mungkin karena banyak kawan, ini juga berkaitan dengan usaha dan biar survive aja agar selamat. Karena kita bukan anak orang kaya, harus mempertahankan hidup jika tidak berjuang supaya kita tetap nyaman ya bangun usaha. Saya pernah menjadi ketua fraksi di Partai Golkar kemudian kena pecat, saya selalu kena pecat memang, mungkin takdir Tuhan,” tutur Ridho.
“Di tengah jalan, saya bangun usaha sedikit. Sebelum kos-kosan saya buka usaha Taylor (jahit) baru ke kos-kosan baru ke tempat lain usaha kecil-kecil,” tambahnya.
3. Yasyir tak menyangka akan dipinang oleh Hidayatullah sebagai wakilnya
Kini, Yasyir Ridho Lubis akan berjuang mendampingi seniornya di PKS yang juga pernah menjadi Anggota DPRD Sumut, yakni Hidayatullah. PKS sendiri memiliki 8 kursi dari 50 kursi di DPRD Medan periode 2024-2029. Jika berdasarkan perolehan suara hasil Pileg 2024, PKS memperoleh 176.981 suara sah dari 1.179.881 suara sah.
Ada alasan bagi Yasyir menerima pinangan dari Hidayatullah menjadi calon Wakil Wali Kota Medan dalam kontestasi Pilkada Medan 2024. Hal itu karena dia mengingat pesan dari Syamsul Arifin mantan Gubernur Sumut.
“Dia senior di segala hal. Salah satu orang yang menghubungi saya ketika itu saya sudah agak sibuk mengurusi usaha saya di kampung ada sedikit tanah atau kebun durian yang saya buat. Ketika itu tahun 2022. Dia bilang jangan egois, sebab saya udah selamat tapi saya harus punya hati karena saya punya akses, persahabatan dengan banyak orang tapi tidak memanfaatkan itu untuk kepentingan orang banyak,” kata Yasyir.
Lanjutnya, terkait teman-teman di Medan ini masih mengharapkan pikiran dan akses yang dimiliki dan lain-lain.
“Saya diingatkan kembali,, sebagai aktivis ini tidak bisa seperti itu. Sebab, sampai mati harus baru berakhir dan tidak pernah pensiun. Berakhirnya ketika meninggal. Itu salah satu membuat saya sedikit terbuka, berarti saya egois karena berpikir diri saya tidak dibutuhkan orang lagi. Tidak semua orang memiliki kemampuan dan keahlian seperti kita serta punya akses, sehingga kita dibutuhkan beberapa orang,” jelasnya.
Hal itu menjadi alasan dirinya kembali lagi beraktivitas di bidang politk. Walaupun diakuinya tidak mengenakkan.
“Nah, kalau kita sedang menderita jangan tunjukan penderitaan itu karena akan banyak yang ketawa. Itu pengalaman saya. Jangan tunjukan bangkit saja sendiri, karena orang yang suka sama mu tak perlu dia alasan kenapa-kenapa. Kalau orang yang tak suka sama kita seribu alasan pun gak ada artinya. Jadi, hidup ini ya seperti itu saja,” tuturnya.
Menurut Ridho, ada beberapa senior memintanya untuk aktif kembali di pergulatan politik. Salah satunya Idrus Marham, Sekretaris Jenderal Golkar.
“Saya gak ada niat yang penting dalam prinsip saya gak pun saya jadi, tapi kawan-kawan harus jadi. Minimal bisa numpang hidup nantib dengannya, paling tidak mengawan-ngawani dia duduk-duduk. Karena sukses, pasti kita ikut sukses, nah itu pemikiran sederhana saya,” jelasnya.
Dia bercerita, sehari sebelumnya sempat berkumpul dengan teman-teman yang mau mencalonkan diri menjadi bupati, wali kota. Pertemuan ini menggagas sebuah perjuangan bersama dengan melakukan komunikasi politik ke berbagai partai.
4. Saat itu Ridho diharapkan menjadi salah satu daya tarik bagi partai PKS
Kemudian, dinilai bisa mencari suara, bukan saja kelompok sekuler tetapi juga Nasrani, budha dan lainnya. Karena hal tersebut, jadi Ridho diharapkan menjadi salah satu daya tarik bagi partai PKS.
“Dipinang. Kami bertemu itu di bulan Juli. Ketika itu proses di partai politik itu belum mengkristal, walaupun sudah ada gerakan-gerakan di semua partai. Belum banyak yang memutuskan kemana-kemana. Ketika itu kami bertemu dengan Hidayatullah di DPP Partai Golkar, saya mengajak pak Hidayatullah untuk bersilaturahmi," katanya.
Saat itu PKS menurutnya juga sempat akan mendeklarasikan bersama Aulia Rachman dan Hidayatulah sebagai bakal pasangan calon.
"Kemudian, putus pembicaraaan kita sekali itu saja ketemu di DPP Partai Golkar, habis itu hilang, karena deklarasi sudah dilakukan oleh partai PSI dengan Aulia berpasangan dengan pak Hidayatullah bersama Demokrat dan PKS,” ungkapnya.
Ridho mengakui saat itu tidak punya ambisi sekali mengejar partai dan lainnya. Sebab, di partai Golkar juga sudah gonjang-gancing soal calon.
“Saat itu, PSI dipimpin oleh Kaesang anaknya Presiden RI. Kalau Aulia mau, partai apa sih yang gak bisa dia ambil ketika itu. Kan itu, fakta dan realitas. Tapi kita juga terkejut proses ini. Ketika PSI menarik dukungan dari Aulia, diikuti oleh Demokrat, sesungguhnya PKS itu mau pindah ke Rico tapi entah kenapa takdir Tuhan juga," katanya.
Yasyir saat itu berada di Jakarta. Namun tiba-tiba dia ditanya kesediaan menjadi wakil Hidayatullah.
“Tak ada pembicaraan, ketika itu ditanya orang cemana, saya jawab gak tahu. Sampai jam 9 malam saya sama dengan teman-teman PDIP saat ada Sarma Hutajulu, Dani Pangaribuan, kemudian bubar. Jam 6 Subuh saya dihubungi minta kesediaan untuk bisa jadi calon wakil, saya jawab bersedia saja. Prosesnya cepat itu, akhirnya kami ketemu jam setengah 6 pagi di Hotel Madani. Setelah itu proses surat menyurat, administrasi dan lain-lain,” tutur Ridho.
Peran si Tukang Jahit tadi berjalan dengan tetap bersahabat pada semua kelompok masyarakat dan partai politik. Dukungan dari rekan menjadi alasan kuat.
“Jadi, dorongan dari berbagai kawan-kawan juga ada ikut baik dari partai lainnya. Mudah-mudahan dari dukungan kawan-kawan bisa diwujudkan pesta demokrasi paling itu yang bisa kita lalukan,” ucapnya.
5. Salah satu program yang akan difokuskan pasangan HIRO adalah Satu Keluarga Satu Sarjana
Program dari visi misi yang akan dijalankan nantinya, pasangan HIRO ini akan fokus di Satu Keluarga Satu Sarjana dengan alasan untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat Kota Medan.
“Tentunya, dengan hadirnya sarjana di rumah kita. Harapannya, semua masyarakat ini mempunyai harapan hidup yang lebih baik, karena kalau sudah sarjana sejatinya dia mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Minimal itu ya, kalau gak dia jadi pengusaha lebih mudah lagi kan karena memiliki ilmu pengetahuan untuk berusaha,” ungkap Ridho.
“Harapan kita dengan hadirnya para sarjana di rumah masing-masing, tingkat kualitas hidup masyrakat di Kota Medan ini bertambah baik, kemiskinan berkurang, kejahatan pasti secara ekofalen akan berkurang juga. Kalau kemiskinan berkurang maka kejahatan juga berkurang,” lanjutnya.
Dia berharap bisa mewujudkan dan meyakini serta memberi dampak baik pada Kota Medan.
Terkait strategi untuk memenangkan Paslon HIRO, menurut Ridho hanya dengan bermodalkan diberi kepercayaan seluruh rakyat dan teman-teman.
"Nah, makanya kita berharap banyak kepada kawan-kawan kita, saudara kita, dengan mendekati rakyat, yakinkan rakyat mudah-mudahan mereka mau mendukung kita,” bebernya.
Jika pasangan HIRO diamanahkan memimpin Kota Medan, sudut pandang melihat Kota Medan saat ini, dinilai Ridho adalah mundur dari sejarahnya sebagai Paris Van Sumatera. Kota yang indah dan berbudaya di Pulau Sumatra .
“Banyak hal yang akan kita perbaiki, saya punya harapan besar apalagi kita suka bernostalgia melihat kota Medan di masa lalu. Tahun 80-an kita masih bisa duduk di tembok rumah orang di Kota Medan ini bisa bermain dengan baik. Bisa, namun kasti, voli dan lainnya. Nah, itu kan sesungguhnya, berikan lah ruang-ruang hijau bagi masyarakat sesuai dengan aturan yang ada. Nah, ini kita kembalikan bagaimana caranya supaya kota medan ini bisa kembali menjadi pusat industri di Sumatra. Tidak semua,” pungkasnya.