Suasana bazar kuliner di SMA Negeri 1 Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)
Selain pagelaran seni, ada kewirausahaan mereka yang harus membuat sendiri. Seperti stan yang dibuat unik dan menarik.
Ada 36 stand dari setiap kelas yang terlibat, mulai dari kelas X ada 12, kelas XI ada 12, dan kelas XII ada 12. Mereka terdiri dari perkelas untuk membuka stan wirausaha.
Untuk menunya bertema Nusantara. Sehingga, semua yang dijual merupakan makanan tradisional. "Semuanya berkreasi sendiri mulai dari stan, makanan, baju adat, hiasan dan lainnya," jelas Yasnima.
Kini menurutnya, para siswa telah membuktikan bakatnya. Salah satunya adalah saat terlihat pada bazar kuliner tersebut.
"Makanan tradisional yang paling unik, pisang tapi bukan digoreng. Makanya, saya bilang unik karena namanya paket anti bokek. Jadi kita tertarik, dan cara mereka menawarkan juga menarik," dalam ceritanya.
Dari bakat tersebut, dia berharap para murid membentuk karakter untuk menjadi lebih baik, dan tidak mengikuti atau terlibat pada hal yang negatif. Apalagi, lanjutnya guru telah sangat membuka diri jika ada murid yang curhat.
"Makanya, kami membuat kolaborasi. Kadang orangtuanya yang sibuk jadi kami pengganti orangtua. Jadi, kami bukan hanya jadi guru tapi jadi tempat curhat mereka. Jadi makin dekat. Sampai detik ini, semoga tidak ada yang terlibat hal yang negatif atau geng negatif," harapnya.
Dia juga menjelaskan sebelumnya para siswa fokus pada Program P5 adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, sebuah kegiatan kokurikuler dalam Kurikulum Merdeka yang dirancang untuk memperkuat karakter dan kompetensi siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Program ini bertujuan untuk membentuk pelajar yang berkarakter, mandiri, dan bertanggung jawab dengan menggunakan pendekatan berbasis proyek yang fleksibel dan kontekstual. P5 akan digantikan oleh konsep Profil Lulusan 8 Dimensi di tahun ajaran 2025/2026.