Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
d6e453d6-474d-4a6c-be3c-3597fd05e4ad.jpeg
Konsulat India di Medan menggelar perayaan hari kelahiran Mahatma Gandhi (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Ajaran Mahatma Gandhi tentang tanpa kekerasan dan kebenaran masih relevan di dunia modern.

  • Pemerintah India membuka kesempatan pendidikan bagi mahasiswa Indonesia, termasuk belajar Ayurveda.

  • Kampus di Indonesia perlu menghormati tokoh seperti Mahatma Gandhi karena nilai-nilainya sejalan dengan Pancasila.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Dalam rangka Peringatan hari kelahiran Mahatma Gandhi Jayanti yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober,  Konsulat Jenderal India di Medan menggelar beragam rangkaian acara. Acara ini digelar pada dua lokasi yaitu di Jalan Ghandi Kota Medan dan di Universitas Sari Mutiara.

Pada momen yang sama juga dirayakan sebagai Hari Antikekerasan Internasional oleh PBB. Peringatan ini selalu bertujuan untuk menyebarkan pesan tanpa kekerasan, toleransi, dan keharmonisan, serta menghormati warisan Gandhi dalam perjuangan kemerdekaan India.

1. Ajaran Mahatma Gandhi selalu berbicara tanpa memiliki kekerasan

Konsulat India di Medan menggelar perayaan hari kelahiran Mahatma Gandhi (Dok. Istimewa)

Ravi Shanker Goel, sebagai Konsul Jenderal India di Medan mengatakan bahwa filosofi Mahatma Gandhi tidak memiliki kekerasan dan kebenaran telah menginspirasi dunia.

"Ajaran Mahatma Gandhi diterapkan selama-lamanya, dan tetap relevan. Hari ini di dunia yang berkembang dengan banyak kekerasan dan banyak yang berubah dalam pendapatan hingga ada juga yang mengalami kekerasan secara alami. Tapi, ajaran Mahatma Gandhi tidak hanya relevan bagi India. Namun, bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Karena Ajaran Mahatma Gandhi tanpa kekerasan.

Dalam penerapan ajaran Mahatma Gandhi, seluruh manusia memiliki hak untuk bisa melakukan protes dengan tenang, serta berkomunikasi dengan baik.

"Ajaran Mahatma Gandhi selalu berbicara tentang tidak berkekerasan, mengikuti jalan kebenaran dan mengingat bahwa apapun yang kita lakukan, seharusnya untuk kebaikan masyarakat. Dan yang harus dihidupkan oleh pemerintahan di negara lain. Banyak yang berpikir, ajaran Mahatma Gandhi bersifat universal. Tapi terlalu sulit untuk dipraktikkan di masyarakat modern," jelasnya.

2. Ada lima pendidikan yang diberikan setiap tahunnya kepada mahasiswa Indonesia dari negara India

Ravi Shanker Goel, sebagai Konsul Jenderal India di Medan (Dok. Istimewa)

Baginya, langkah yang bisa diambil oleh pemerintahan untuk membuat nilai-nilainya lebih aktif dalam ajaran Mahatma Gandhi sangat mudah. Yaitu, mengikuti jalan kebenaran dan mengikuti prinsip. Ada hal rasa kepercayaan, keberanian, dan kekuatan.

"Menjadi berguna bagi masyarakat dalam perubahan untuk kebaikan," tuturnya.

Dijelasakannya, acara yang digelar didua lokasi ini merayakan sekaligus sebagai bentuk promosi agar masyarakat merasa dalam keamanan.

"Ini adalah satu cara membuat generasi muda untuk mengetahui keamanan, filosofi untuk berjalan dijalan kebenaran dan keamanan dalam ajaran Mahatma Ghandi," katanya.

Selain itu, pihak Konsulat Jenderal India di Medan berkolaborasi dengan Pemerintah untuk membuka kesempatan kawula muda di Indonesia khususnya di Medan, Sumut dalam dunia pendidikan di India. Kesempatan ini dibuka setiap tahunnya.

Ada 5 pendidikan yang diberikan setiap tahunnya terdiri dari pemikiran tradisional. Dimana, pelajar akan pergi ke India untuk belajar Ayurveda. Setelah belajar empat tahun pelajar akan menjadi dokter di Ayurveda.

"Kemudian, kami juga memberikan pendidikan ke pemerintah Sumatera dan lainnya. Tahun lalu kami berkolaborasi dengan Pemerintah Sumatera dibawah pendidikan ITEC untuk pembangunan kapasitas. Tahun ini, kami sudah memberikan lima pendidikan ke pemerintah, dan tahun ini kami juga mendukung Pemerintah negara di pulau Sumatera dengan pendidikan untuk pekerjaan, untuk meningkatkan kapasitas, dan pembelajaran," jelasnya.

3. Pentingnya bagi kampus menghormati Mahatma Gandhi

Ketua Yayasan Sari Mutiara Parlindungan Purba (Dok. Istimewa)

Sementara itu, Ketua Yayasan Sari Mutiara Parlindungan Purba memberikan alasan pentingnya bagi kampus di Indonesia untuk menghormati tokoh, seperti Mahatma Gandhi.

"Mahatma itu artinya jiwa yang agung, karena ada beberapa prinsip-prinsip yang sama dalam menghargai perbedaan dan Perjuangan. Dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan ketatanegaraan baik di India maupun di Indonesia, dinilai ada kesamaan dengan adanya Pancasila, dan juga di negara India dalam konstitusinya.

Universitas Sari Mutiara Tiara memberikan apresiasi, karena acara ini memiliki tema menarik yaitu Globalisme dan sekaligus nasionalisme.

"Kita harap bahwa pertama mahasiswa kita mendapatkan wawasan, kedua mereka akan berinteraksi lewat medsos. Yang ketiga beberapa pengusaha dan kegiatan-kegiatan India kita dilibatkan. Jadi, kalau ada acara di konsul, kita datang berinteraksi dengan sesama orang, suku, agama, dan latar belakang," pungkasnya.

Editorial Team