Usai Kantor PUPR, KPK Lanjut Geledah Rumah Diduga Markas Topan Ginting

Intinya sih...
Penyidik KPK melakukan penggeledahan di Kantor Dinas PUPR Sumut karena dugaan korupsi yang dilakukan oleh Kepala Dinas bernama Topan Obaja Ginting.
Penggeledahan berlangsung cukup lama, dimulai pada pukul 13.00 WIB dan berakhir pada pukul 18.40 WIB. Selanjutnya, penyidik melanjutkan penggeledahan di rumah di Jalan Busi, Medan Kota.
Rumah tersebut diduga merupakan salah satu aset milik PUPR dan digunakan sebagai kantor sementara oleh Topan. Banyak masyarakat yang memantau penggeledahan dari luar dengan banyak tanda tanya di kepala mereka.
Medan, IDN Times - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (1/7/2025) menggeledah Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sumut. Penggeledahan dilakukan karena dugaan korupsi yang dilakukan sang Kepala Dinas bernama Topan Obaja Ginting.
Penggeledahan berlangsung cukup lama. Pantauan IDN Times penyidik KPK mulai menggeledah pada pukul 13.00 WIB. Lalu mereka keluar pada pukul 18.40 WIB.
Penyidik KPK yang diketahui berjumlah sekitar 5 orang itu keluar dari pintu belakang. Akses peliputan juga tertutup sehingga sampai saat ini belum dapat dipastikan ada berapa berkas yang diangkut mereka.
Namun yang pasti, setelah menggeledah kantor dinas PUPR, penyidik KPK tidak langsung pulang. Mereka melanjutkan melakukan penggeledahan di satu rumah di Jalan Busi, Medan Kota.
Tempat ini diduga merupakan salah satu aset milik PUPR. Topan diduga menjadikan tempat ini sebagai kantor sementara.
Mobil yang membawa para penyidik KPK sampai di rumah ini sesaat setelah salat maghrib. Rumah bergaya jengki dengan cat putih ini langsung dimasuki penyidik.
Berdasarkan keterangan masyarakat yang juga bermarga Ginting, bahwa dulunya tempat ini digunakan sebagai tempat pelatihan satpam sebelum Topan masuk.
"Setahu kami di tempat ini dulunya tempat latihan satpam," ujar Ginting.
Banyak masyarakat yang memantau penggeledahan rumah ini dari luar. Setumpuk tanda tanya tentu saja bersarang di kepala mereka. Namun, sebagian dari mereka juga tahu bahwa Topan kerap berada di sini.
Namun, sebelum benar-benar mengetahui bahwa Topan kerap di sini, masyarakat mengatakan bahwa tempat ini sering disebut "Tempat Kumpulan Bos".
"Baru setelah itu belum lama ini, sekitar satu bulan, kami tahunya tempat ini sebagai tempat 'kumpulan bos'," pungkasnya.