Pengungsi asal negara di Afrika Bagian Timur berunjuk rasa di depan gedung Gedung perkantoran Forum Nine CIMB Niaga tempat UNHCR berkantor, Senin (8/8/2022). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Pihak Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memberikan konfirmasi resminya terkait unjuk rasa pengungsi di Kota Medan hari ini. Ariani Hasanah Soejoeti, National Media and Communications Officer untuk IOM di Indonesia dalam keterangan tertulisnya menjelaskan soal penanganan pengungsi luar negeri.
Kata dia, IOM hanya membantu persiapan hingga keberangkatan pemukiman kembali individu dan keluarga yang menuju negara ketiga yang dirujuk ke IOM setelah diterima oleh negara-negara pemukiman kembal.
“Kami, membantu pemulangan yang aman, sukarela dan bermartabat ke negara asal tempat pengungsi yang mengajukan permohonan ke IOM dan menyatakan minat untuk melakukannya; dan Mendukung Pemerintah Indonesia dalam memberikan pelayanan kepada pengungsi luar neger di tanah air,” ujar Ariani.
Dukungan ini, tulis Ariani, mencakup perumahan di akomodasi berbasis masyarakat, bantuan berbasis uang tunai untuk kebutuhan dasar, dukungan medis dan psikososial, akses ke pendidikan dan pelatihan kejuruan. IOM tidak memiliki wewenang atau berpartisipasi dalam status penentuan status pengungsi maupun pengajuan resettlement.
“Saat ini kami memberi pelindungan dan pelayanan kepada kurang lebih 7,400 pengungsi luar negeri,” imbuhnya.
Soal obat pereda stres yang diungkap para pengungsi, Ariani mengatakan, pihaknya memerlukan informasi lebih detil lagi.
“Namun demikian, perlu kami sampaikan bahwa di Indonesia, termasuk di Medan, program IOM termasuk akses ke perawatan kesehatan primer, sekunder dan tersier bagi para pengungsi melalui jaringan penyedia layanan kesehatan nasional. IOM juga memiliki mekanisme pengaduan dan umpan balik yang kuat, dan berusaha untuk menanggapi masalah pengungsi sebaik mungkin. IOM berkomitmen untuk bekerja sama dengan para pengungsi dan penyedia layanan kesehatan di Medan,” pungkasnya.
Sementara itu, sampai berita ini dipublikasi, pihak UNHCR belum memberikan keterangan resminya.