Pembayaran Digital Berperan Tumbuhkan Ekonomi yang Inklusif
Medan, IDN Times - Pengamat Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara, Wahyu Ario Pratomo menyoroti tentang peran pembayaran digital bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Dia mengatakan bahwa, dalam beberapa tahun terakhir ini pembayaran digital telah meningkat sangat pesat di Indonesia.
"Ini sejalan dengan meningkatnya penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk sektor ekonomi. Rencana transformasi sistem pembayaran telah dinyatakan sebagai salah satu fokus utama dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, yang dicanangkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2019. BSPI 2025 berfokus pada pembentukan ekosistem pembayaran digital yang inklusif dan efisien untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," katanya pada IDN Times, Minggu (29/9/2024).
Mengingat kembali bahwa, selama 4 tahun pelaksanaan, BSPI 2025 telah berhasil mempercepat transformasi digital nasional. Sebagai contoh, inklusi keuangan melonjak dengan peningkatan sebesar 88,7 persen pada tahun 2023 dengan berbagai pencapaian besar di BSPI 2025, meningkatnya penggunaan QRIS di kalangan UMKM dan keberhasilan infrastruktur BI-FAST dalam mempercepat transfer dengan biaya rendah.
Di samping itu, nilai transaksi digital mencapai 60,3 ribu triliun rupiah, setara dengan tiga kali lipat PDB Indonesia, menunjukkan besarnya kontribusi digitalisasi pembayaran terhadap perekonomian. Tingginya pembayaran digital ini didorong oleh penetrasi perbankan digital yang tinggi, di mana lebih dari 90 persen bank umum menyediakan saluran pembayaran digital seperti mobile banking dan internet banking.
Pembayaran digital memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia. Banyak hambatan sebelumnya yang menghambat inklusi keuangan, terutama dalam hal aksesibilitas dan keterjangkauan layanan keuangan, teratasi melalui gelombang baru digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia. Layanan lain yang semakin berkembang adalah dompet digital (e-wallet) dan mobile banking yang memungkinkan masyarakat mengakses layanan keuangan tanpa perlu mengunjungi bank fisik.
Aplikasi keuangan digital, jika diintegrasikan dengan smartphone, dapat membantu pengguna membayar tagihan, melakukan transaksi perbankan, mengirim uang, dan bahkan menyediakan kredit mikro dengan mudah dari mana saja. QRIS telah terbukti menjadi alat paling efektif dalam mendorong inklusi keuangan, terutama bagi usaha kecil dan menengah serta pedagang kecil yang sebelumnya hanya berdagang secara tunai. Sebagai informasi, dalam satu tahun (dari April 2023 hingga April 2024), jumlah UMKM yang menggunakan pembayaran digital meningkat sebesar 49,4 persen (yoy), naik dari 32,7 juta menjadi 50,5 juta.
Pembayaran digital ini telah mengikutsertakan masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank yang sekarang dapat mengelola keuangan mereka, menyimpan uang dengan aman, dan berpartisipasi dalam ekonomi digital yang berkembang pesat. Akibatnya, lebih banyak peluang terbuka bagi mereka untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi formal yang dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup mereka.
1. Manfaat pembayaran digital
Lanjutnya, dalam manfaat pembayaran digital akan menguntungkan tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga memiliki efek berantai pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
"Manfaat umum yang akan timbul dari adopsi pembayaran digital adalah efisiensi dan kecepatan yang terkait dengan transaksinya. Transaksi digital, seperti yang dilakukan melalui BI-FAST atau QRIS, dapat diselesaikan dalam hitungan detik dan biayanya lebih rendah daripada metode pembayaran tradisional. Ini tidak hanya menguntungkan konsumen tetapi juga pelaku bisnis, yang dapat memotong biaya operasional mereka dan mempercepat proses transaksi," jelasnya.
Lanjut Wahyu, kedua, metode pembayaran digital ini memainkan peran penting dalam meningkatkan inklusi keuangan. Ketersediaan teknologi seperti QRIS memungkinkan lebih banyak orang untuk mengakses layanan keuangan formal, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil atau belum pernah mengakses layanan perbankan.
Wahyu, mencontohkan bahwa skema QRIS telah menjadi jembatan penting bagi UMKM untuk terhubung dengan ekosistem keuangan digital.
Ketiga, pembayaran digital memungkinkan pencatatan transaksi yang tepat dan lebih transparan. Catatan ini sangat penting bagi para pelaku usaha, khususnya UMKM, dalam pengelolaan keuangan dan evaluasi kinerja bisnis. Selain itu, catatan transaksi yang lengkap dan akurat memungkinkan UMKM lebih mudah mengakses kredit dari bank, sehingga meningkatkan kapasitas mereka untuk tumbuh dan berkembang.
Keempat, layanan pembayaran digital ini akan memungkinkan penggunanya melakukan berbagai transaksi kapan saja dan di mana saja tanpa perlu ke bank atau ATM. Kelima, pembayaran digital telah mendukung upaya pemerintah dalam menerapkan kebijakan keuangan inklusif. Dengan digitalisasi pembayaran, pemerintah dapat menyalurkan bantuan sosial yang tepat sasaran dan efektif, termasuk melalui program bantuan sosial non-tunai.