Edy Rahmayadi usai menjalankan uji kelayakan di PDI Perjuangan, Jumat (5/7/2024). (Istimewa)
Andai PDIP benar-benar mendukung Bobby Nasution pada Pilgub 2024 yang akan digelar 27 November 2024, maka bisa dipastikan Bobby akan melawan kotak kosong.
Pasalnya partai lain yang belum memberikan dukungan yakni PKS 10 kursi, Hanura 5 kursi, dan Perindo 1 kursi. Hanya 16 kursi, tidak cukup untuk mengusung paslon.
Meski demikian, petahana Edy Rahmayadi menyatakan bahwa setiap partai politik memiliki hak untuk menentukan kandidat yang akan mereka usung di Pilgub Sumut. Meskipun beberapa partai yang mendukungnya pada Pilgub sebelumnya kini beralih mendukung Bobby, Edy menganggap hal itu sebagai dinamika politik yang wajar.
“Saya sudah mengunjungi semua partai, tetapi mereka punya hak menentukan siapa yang diusung,” kata Edy usai menghadiri wawancara di Kantor DPD PDIP Sumut, Jumat (5/7/2024).
Edy juga menyoroti bahwa dua dari tiga partai koalisi pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) pada Pilpres 2024 tidak mendukungnya di Pilgub Sumut 2024. Meski ia adalah Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) AMIN di Sumut, Edy tetap menghormati keputusan partai-partai tersebut.
“Partai memiliki hak untuk menentukan arah dukungannya masing-masing di Pilkada,” ujar Edy.
Ia jmengakui bahwa posisinya yang berseberangan dengan PDIP di Pilpres 2024, di mana PDIP mengusung Ganjar Prabowo, sedangkan Edy mendukung Anies, mungkin mempengaruhi dukungan politik saat ini. Meski begitu, Edy tetap optimis akan mendapat dukungan dari PDIP untuk maju di Pilgub Sumut. Ia mencatat bahwa PDIP pernah mengusung kandidat non-kader dalam beberapa kesempatan.
“Saya sangat optimis diusung PDIP. PDIP lebih objektif demi bangsa ini. Contoh-contoh seperti Tri Tantomo dan Tengku Rizal Nurdin yang bukan kader pun pernah diusung,” tegas Edy.
Di sisi lain, Ketua Bappilu DPD PDIP Sumut, Mangapul Purba, menjelaskan bahwa wawancara terhadap bakal calon gubernur merupakan bagian dari prosedur yang harus dijalani. Setelah wawancara, paparan akan dilakukan di depan DPP PDIP di Jakarta untuk menentukan siapa yang akan direkomendasikan.
“Tahapan ini sudah diatur secara baku di PDI Perjuangan. Kami akan survei ke publik dan membuat kesimpulan siapa yang akan direkomendasikan,” jelas Mangapul.
Mangapul juga menambahkan bahwa PDIP akan melakukan kajian mendalam untuk memastikan kemenangan di Pilgub Sumut 2024. Meskipun PDIP mengutamakan kader, mereka tetap terbuka untuk menganalisis setiap kandidat yang potensial.
Edy berharap mendapatkan dukungan dari PKS, satu-satunya partai pengusung AMIN yang belum menentukan arah dukungannya di Pilgub Sumut 2024. PKS diharapkan menjadi harapan terakhir Edy untuk bisa maju di Pilgub Sumut. Dengan segala dinamika politik yang ada, Edy Rahmayadi tetap menunjukkan sikap tenang dan optimistis dalam menghadapi Pilgub Sumut 2024.
Meskipun Edy maju didukung PDIP, pengamat politik Universitas Sumatera Utara (USU) Indra Fauzan PhD menilai PDIP akan kesulitan mengimbangi figur Bobby Nasution di Sumatera Utara. Terlebih Bobby mengukir banyak prestasi selama memimpin Kota Medan.
"Kalau menutup diri dari Bobby, PDIP harus punya kader internal yang bisa mengimbangi figur Bobby Nasution," kata Indra dikutip dari Antara beberapa waktu lalu.
Dalam catatanya, pada Pilkada Sumut maupun Pilkada Medan, PDIP kerap kalah. Sebagaimana terjadi pada Pilkada Sumut 2018. Menurutnya, sosok Bobby Nasution tak bisa dilupakan begitu saja oleh PDIP lantaran ia yang membawa kemenangan besar bagi partai berlambang banteng moncong putih itu dalam Pilkada Medan 2020.