Aksi Gerakan Pengendalian (Gerdal) Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PTPH) Sumatra Utara (Istimewa/IDN Times)
Kepala UPT PTPH Sumut, Marino, mengatakan aksi Gerdal dilakukan setelah mendapat laporan dari personil Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan - Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) di wilayah tersebut, seputar tingginya populasi berikut intensitas serangan terhadap tanaman padi.
Menurutnya, dalam laporan dini peringatan yang disampaikan koordinator POPT-PHP itu, serangan terjadi di areal pertanaman padi milik anggota Kelompok Tani (Poktan) Murah Senyum Desa Lasaro Sawo Kecamatan Sawo Kabupaten Nias Utara dan Poktan Wanita Matahari Desa Lasara Baene Kecamatan Medrehe Kabupaten Nias Barat.
“Pekan lalu kita ke Nias selama empat hari untuk melakukan gerakan pengendalian bersama para petani yang tanaman padinya terserang. Berdasarkan laporan yang kami terima, intensitas serangan yang dialami padi varietas Inpari 32 berusia 42 sampai 50 hari setelah tanam, sudah mencapai 3,7 persen, sehingga perlu segera dilakukan gerakan pengendalian untuk menyelamatkan pertanaman,” kata Marino, Selasa (21/6/2022).
Marino menambahkan setelah dilakukan serangkaian persiapan, disepakati untuk melakukan Gerdal di areal seluas 25 hektare. Berbekal alat dan sarana untuk aksi pengendalian, seperti alat pelindung diri, topi, masker dan sarung tangan.
Kemudian, pestisida Kuproxat sebanyak 20 liter, topsin 10 liter dan bahan pengendalian ramah lingkungan berupa Agens Hayati Trichoderma sebanyak 15 kilogram, tim dari PTPH Sumut dibantu personel POPT-PHP, Penyuluh Pertanian Lapangan dan para petani setempat, melakukan Gerdal tersebut.