Tengku Suhaimi Hakim ketua PC IMM kota Medan (Dok.IDN Times/istimewa)
Tengku Suhaimi Hakim, Ketua PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Medan mengatakan, setiap organisasi yang dibentuk untuk kepentingan masyarakat pasti memiliki visi misi yang positif, hanya saja terkadang anggota yang berada di dalam organisasi yang merusak citra positif organisasi tersebut.
“Kalau saya berpandangan ada disorientasi dari pengurus atau kader-kader aktifnya yang melenceng dari ART (Anggaran Rumah Tangga), atau yang kita sebut oknum oknum yang diluar koridor dari garis besar organisasi,” katanya.
Tengku memandang setiap organisasi masyarakat didirikan memiliki tujuan yang jelas yang bergerak dibidang sosial untuk mengadvokasi masyarakat.
“Saya percaya dan meyakini bahwa pendiri organisasi sifatnya bagus membangun organisasi itu, kalau niat dia sudah buruk menjadikan organisasi ini mapia atau lainnya mungkin sifatnya tertutup tidak terbuka ke masyarakat,” katanya.
Setiap bentrokan yang terjadi di ormas selalu berakhir menelan korban, Tengku menjelaskan terkadang ketika kekuasaan sudah dipegang ormas, bisa bikin memabukan dan lupa daratan untuk oknum yang mementingkan kepentingan pribadi.
“Kalau organisasi sudah up ke masyarakat memang sifatnya baik, kadang memang sering lupa daratan. Ketika organisasinya sudah up ke masyarakat dan sudah mendapatkan hati masyarakat, apalagi sudah mempunyai jaringan di pemerintahan. Kadang mereka melupakan cita cita ataupun tujuan utama organisasi didiirikan. Karena gelap terhadap situasi itu, sehingga mereka melakukan segala hal untuk mendapatkan kepentingan pribadi. Itu salah satu memang penyakit dari organisasi, salah satu memang beberapa oknum kader yang masuk oganisasi itu hanya untuk mementingkan kepentingan pribadi,” jelasnya.
Istilah ‘preman berseragam’ merujuk ormas yang memeras atau meminta uang kepada masyarakat tanpa bekerja, Tengku berharap hal itu dapat menjadi bahan evaluasi kedepan untuk para pimpinan organisasi masyarakat dalam menjalankan roda organisasi sehingga mampu memberi dampak positif ke masyarakat.
“Saya kira harus menjadi evaluasi bagi organiasi dan menjadi sanksi moral ketika memang ada semat ‘preman berseragam’ nah itu saya rasa sah sah saja untuk disematkan atau dituduhkan ke organisasi itu, dan saya harap untuk menjdi bahan evaluasi bagi pimpinan organisasi tersebut agar ini tidak terulang lagi. Supaya organisasi ini membantu masyarakat bukan cuma menakut nakuti masyarakat” harap Tengku.
Sementara itu, dalam menghapus citra negatif atau istilah ‘preman berseragam’ Tengku menyampaikan ormas perlu meluncurkan pogram yang menyentuh masyarakat.
“Upaya nya masing masing dari ormas itu atau kader kadernya, dia harus meyakinkan masyarakat bahwa ormas itu sifatnya membantu masyarakat contohnya dengan cara buat program yang sifatnya betul membantu masyarakat,” papar Tengku.