Wali Kota Medan, Rico Waas mengunjungi ojol korban dari penganiayaan (Dok. Istimewa)
Saat ditemui Rico Waas, dengan wajah masih berbalut perban, Khairul menceritakan kejadian penganiayaan yang terjadi Sabtu (6/9) kemarin.
Dijelaskan Khairul, awal kejadian, dirinya yang mendapatkan orderan di lokasi tersebut memarkirkan sepeda motornya di sebuah minimarket untuk membeli minuman. Saat hendak keluar, Khairul diminta uang parkir oleh orang yang diduga jukir liar, dikarenakan tidak ada tanda pengenal, dan disebutkan jika parkir gratis tertulis di minimarket itu.
"Saya jelaskan kepada jukir liar bahwa baru membeli minuman di swalayan, dan di sini pun semestinya tidak dikutip parkir. Kami pun sempat beradu argumen, namun jukir liar tersebut tiba-tiba memukul wajah dan membuat kaca mata saya pecah, bahkan bibir juga pecah dan terluka", jelas Khairul Arifin.
Ia mengatakan, jukir liar tersebut juga memukul kepala belakang hingga pundak. Dengan kondisi bibir berdarah dan kacamata pecah, Khairul meminta bantuan sesama rekan ojol untuk dibantu dan dipandu ke kantor Polsek Medan Timur yang berdekatan dengan lokasi kejadian. Karena matanya minus tidak dapat melihat dengan jelas.
"Karena kacamata saya pecah setelah dipukul, saya yang matanya minus sehingga membuat kesulitan untuk melihat meminta tolong kepada rekan-rekan Ojol. Saya bilang tolong bang, mata saya minus, tidak jelas melihat bawakan saya untuk melapor ke Polsek. Mereka lalu membawa saya ke Polsek Medan Timur", jelas Khairul.