Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kader dan Alumni HMI saat nonton bareng sinema Lafran di Kota Medan, Jumat (22/6/2024). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Sinema berjudul Lafran resmi mengudara. Di Kota Medan nobar diramaikan para kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps Alumni HMI (KAHMI) Sumatra Utara, Jumat (22/6/2024) malam.

Lafran menceritakan bagaimana sosok Lafran Pane mendirikan HMI pada 5 Februari 1947. Cerita bagaimana pemuda asal TapanuliSelata itu bergejolak dengan pemikirannya di masa penjajahan.

1. Film Lafran jadi tamparan keras bagi kondisi HMI saat ini

Aktivis Reformasi 1998 Dadang Darmawan Pasaribu. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sekretaris MW KAHMI Sumut Dadang Darmawan Pasaribu memberikan pesan menohok setelah menonton Lafran. Bagi Dadang, Lafran menjadi tamparan keras bagi kondisi HMI saat ini.

Lafran bagi Dadang mengingatkan kembali bagaimana seorang Lafran Pane mendirikan HMI atas dasar Keislaman dan Keindonesiaan.

“Ada nilai ideologi dan kemurnian independensi HMI di dalam film. Sayangnya, hari ini semua itu sudah tidak terbangun dan terbentuk lagi. Sebetulnya ini adalah pukulan atau tamparan keras atas apa yang ada pada realitas kekinian kita,” kata Dadang.

2. HMI kekinian jauh dari cita-cita Lafran Pane

Editorial Team