Kaum ibu-ibu mengikuti lomba mengupas dan memarut kelapa dalam memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-77 Tahun, di Gampong Meunasah Baro, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. (IDN Times/Muhammad Saifullah)
Perlombaan memarut kelapa yang diikuti ibu-ibu dari Gampong Meunasah Baro bisa dikatakan terbilang unik dan berbeda dengan ajang lainnya dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Jika biasanya setiap memperingati hari sakral bagi Bangsa Indonesia itu, warga akan menggelar berbagai perlombaan seperti balap karung, lomba makan kerupuk, kecepatan memasukan paku dalam botol, dan berbagai lomba lainnya. Namun di gampong tersebut, mereka lebih memilih melombakan kebiasaan masyarakat yang telah jarang dilakukan, seperti memarut kelapa.
Hal itu diakui Zunaidah, seorang ibu yang ikut terlibat menjadi peserta. Memarut atau mengukur kelapa merupakan aktivitas yang belakangan ini mulai jarang dilakukan bahkan ditinggalkan oleh masyarakat terutama kaum hawa.
“Digalakkan kembali kukur kelapa karena sekarang anak-anak sudah banyak tidak bisa lagi mengukur kelapa. Ibu-ibu pun sudah sekarang beli di kedai langsung kukur atau beli sudah dikukur,” ujarnya.
Ketika mengikuti lomba, Zunaidah mengaku jika dirinya mendapati kesulitan dalam mengupas kelapa. Selain dikarenakan kulit kelapa yang ia dapat telah dimakan hewan, Zunaidah juga jarang memarut sendiri disebabkan kerap membeli sari kelambir di warung.
Berlatar dari apa yang dialaminya itu, ia berharap perlombaan memarut kelapa perlu digalakkan agar generasi ke depan bisa memahami dan mengetahui cara mengolah isi buah kelambir tersebut.
“Makanya kami menggalakan kembali supaya generasi ke depan bisalah kukur kelapa,” imbuh Zunaidah, warga Gampong Meunasah Baro.