Walhi Sumut melihat ada banyak keganjilan pada kematian Golfrid. Karena luka-luka yang ada di tubuh Golfrid tidak masuk akal jika dikaitkan dengan kecelakaan lalu lintas.
Kepala Golfrid pecah, mata kanannya lebam. Sedangkan tubuhnya tidak ada indikasi luka karena laka lantas. Polisi pun melakukan olah TKP di Underpass Titi Kuning, Medan, Rabu (9/10).
“Itu yang membuat kita bersama keluarga itu mengatakan ini ada yang ganjil. Pada saat itu juga, kita tanya kepolisian, mereka tidak tahu TKP-nya dimana. Mereka (polisi) bilang di fly over Jamin Ginting (Simpang Pos). Buktinya tidak di sana. Itu kan menjadi keganjilan buat kita. Ini ada ada yang enggak bener itu hingga kita mengambil keputusan untuk mendampingi keluarga. Ini harus diungkap secara transparan,” ungkap Direktur Walhi Sumut Dana Prima Tarigan.
Sampai sekarang pihak keluarga atau pun Walhi Sumut juga belum memegang hasil autopsi.
Golfrid Siregar meninggal dunia, Minggu (6/10) sekira pukul 15.30 WIB. Kematian Golfrid menjadi duka para pegiat lingkungan. Sebelumnya Golfrid ditemukan oleh penarik becak, Kamis (3/10) sekira pukul 01.00 WIB. Kondisinya tidak sadarkan diri. Nyawanya tak selamat setelah sempat dirawat di RSUP H Adam Malik.
Dompet Golfrid diketahui hilang. Bersama cincin dan komputer jinjingnya. Pada sepeda motornya tidak ada juga bekas yang mengindikasi kerusakan karena laka lantas.